Diusia yang terbilang sudah cukup matang untuk membina sebuah rumah tangga, membuat Arkan mau tidak mau harus menerima tawaran sang Abi saat berada dirumah kala itu.
Entah mengapa kedua orangtua nya selalu memburu hidup nya dengan memberikan petuah-petuah tentang pernikahan. Tentang bagaimana membuat istri merasa nyaman bersama kita, tentang ini dan tentang itu. Mungkin jika dijabarkan akan terbilang cukup panjang seperti sederet anteran mobil yang berada di jalan tol.
Hanya karena usia nya yang saat ini berada di kepala tiga, seolah diri nya dianggap tidak mampu mencari pendamping hidup nya sendiri.
Berbeda dengan keinginan sang Umi bahwa sang anak lebih baik meneruskan karier nya terlebih dahulu. Tetapi apalah daya jika keinginan sang suami menginginkan untuk yang terbaik untuk anak nya, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Mas.. Nanti malam jangan lupa berpakaian yang sopan. Karena kita akan bersilaturrahmi kerumah teman dekat Abi"
"InsyaAllah Abi.." Arkan menjawab saat diri nya akan menuju ke arah kamar nya.
Anak bungsu dari tiga bersaudara membuat Arkan selalu diutamakan dalam hal apapun. Termasuk karena ia anak laki-laki satu-satunya. Kedua kakak nya semua wanita. Dan sudah pasti mengikuti suami nya masing-masing.
Menjadi pemilik perusaahan yang bergerak di bidang properti membuat nya semakin menggila untuk bekerja. Sampai dimana ia harus melupakan soal pendamping. Mungkin sejati nya Arkan masih betah dengan status nya yang sendiri.
Saat ini rasa lelah menghampiri nya, seharian bekerja membuat imun dalam tubuh nya terkuras habis. Ditambah sebentar lagi ia akan dipertemukan dengan seorang wanita yang entah wujud nya seperti apa.
Hanya ingin memiliki istri yang pandai untuk urusan perut ataupun kasur hihihi. Tidak lupa jika harus sholehah pasti nya.
Saat waktu menunjukkan pukul setengah enam sore Arkan lebih baik segera membersihkan diri. Setelah nya ia akan melakukan Sholat Maghrib berjamaah di Masjid Al-Hikmah dekat rumah nya.
Sesungguhnya shalat adalah ibadah yang diperintahkan untuk dilaksanakan dalam segala situasi. Baik dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam perjalanan maupun tidak, dalam situasi aman maupun situasi genting seperti perang. Namun Allah memberikan dispensasi atau keringanan untuk menjalankan shalat dalam kondisi tertentu. Maka shalat adalah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan.
Sayangnya, masih banyak kita saksikan saudara-saudara kita yang mengaku muslim tapi masih bermalas-malasan menjalankan shalat, bahkan ada yang tidak pernah shalat sama sekali. ( Naudzubillah min dzalik. semoga Allah berkenan memberikan hidayah-Nya kepada mereka. )
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar" (2x)
"Asyhadu allaa illaaha illallaah". (2x)
"Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah". (2x)
"Hayya 'alashshalaah" (2x)
"Hayya 'alalfalaah". (2x)
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar" (1x)
"Laa ilaaha illallaah" (1x)
Adzan tidak hanya menjadi tanda masuk shalat, tapi sekaligus menjadi syiar Islam. Makanya, meskipun kita sudah tahu waktu shalat sudah masuk dengan melihat tanda dari matahari misalnya, tetap saja dianjurkan untuk mengumandangkan adzan, khususnya bagi orang yang shalat berjamaah. Sebab itu, setiap masuk waktu shalat dianjurkan untuk adzan, kemudian disusul dengan shalat berjamaah.
Pada adzan adzan dikumandangkan dianjurkan untuk mendengarkannya. Selain mendengarkan dianjurkan pula mengulangi bacaan yang dibaca muadzin. Misalnya, ketika muadzin melafalkan kalimat “Allahu Akbar Allahu Akbar”, kita dianjurkan mengulanginya dengan suara pelan.