Tidak lama setelah menyelesaikan shalatnya, Arkan dan Shinta langsung menuju ke tempat yang sangat sederhana yang menyajikan berbagai hidangan laut. Bukan restaurant seafood, ini hanya warung kecil yang sangat ramai pengunjung bila waktu petang tiba.
"Mas, sering kesini ya?" Tanya Shinta saat mereka sudah duduk di bangku panjang didalam warung tersebut.
"Dulu waktu jaman kuliah, Mas sering makan disini sama temen".
"Temen cewek ya, hayoo?" Shinta menggoda Arkan.
"Kalau Mas jawab iya gimana?"
"Huu..dasar!" Shinta memanyunkan bibirnya.
"Kenapa? Cemburu?" Arkan balik menggoda Shinta.
"Cemburu? Mana mungkin sih Mas! Lagian aku percaya kok sama, Mas". Shinta memberikan senyum manis nya pada Arkan.
Pelayan datang membawakan pesanan mereka. Kemudian meletakannya diatas meja.
Makanan yang terlihat sangat menggoda membuat Arkan langsung ingin segera mencicipinya.
Sebelum tangannya menyentuh ke arah piring yang berisikan ikan bakar saus padang, Shinta sudah lebih dulu melarang Arkan.
"Kenapa, sayang?" Tanyanya bingung.
"Lupa apa gimana sih Mas, Cuci tangan dulu dong!"
"Astaghfirullah..Mas lupa, sayang". Setelahnya Arkan mencuci tangannya dikeran wastafel yang terletak disudut tempat tersebut.
Menikmati hidangan makanan laut memang cocok dinikmati dibawah cahaya rembulan yang sedang bersinar terang.
Dari kejauhan seseorang yang sedang menatap kearah pasangan yang sedang dimabuk asmara saling tertawa bersama, membuat wanita yang saat ini berdiri menatap tak jauh darinya sangat merasa iri dengan kebersamaan yang mereka bangun. Andai saja ia dulu tak membuat kecewa pria itu, sudah pasti dirinya lah yang saat ini sedang duduk disamping pria tersebut.
Berjalan mendekati mereka, ada baiknya Yasmin akan menyapanya. Termasuk ia akan menyapa Arkan pastinya.
"Enak engga Neng makanan disini?" Tanya Arkan saat sedang melahap udang saus tiramnya.
"Alhamdulillah Mas, enak banget. Buktinya aku sampe nambah loh ini".
Arkan tertawa karena wanita yang satu ini memang tidak bersikap jaim sedikitpun dihadapannya. Itu yang membuat Arkan menyukai Shinta karena sikap apa adanya.
Tidak menyadari jika ada kedatangan seseorang yang kini sudah berdiri tepat dihadapan mereka.
"Assalamualaikum..Arkan" Wanita itu memberikan salam manisnya.
Ada suara yang menyebutkan namanya membuat Arkan dan Shinta langsung memalingkan kearah sumber suara. Dilihatnya Yasmin sedang berdiri tak jauh dari meja makan yang saat ini mereka tempati.
"Walaikumsalam." Arkan menjawab dengan datar.
Shinta masih belum tahu siapa wanita yang mengenali calon suaminya.
"Siapa, Mas?" Tanya Shinta.
Belum sempat menjawab, wanita itu sudah lebih dulu menjawabnya.