Selesai memasukan mobilnya kedalam garasi Arkan langsung menyambar ponsel yang semula ia letakan disamping kursi kemudinya. Melihat sekilas ponselnya ternyata ada yang mengiriminya pesan singkat dari nomor tak dikenal.
'Assalamualaikum.. Kan ini aku Yasmin'
Setelah mengetahui siapa pengirimnya Arkan tidak langsung membalas pesan tersebut. Ia akan segera melangkahkan kakinya untuk segera sampai dikamar tidurnya. Saat memasuki rumah yang sudah sangat terlihat sepi, membuat Arkan langsung menaiki anak tangga yang berada dirumahnya.
Entah mengapa ia masih belum bisa menerima kembali kehadiran Yasmin saat ini. Mungkin akan lebih baik ia akan mengabaikan pesan singkat tersebut.
Tubuhnya saat ini sangat terasa lengket, jadi mengharuskannya untuk segera membersihkan diri sejenak.
***
Perekrutan karyawan baru pada saat satu bulan yang lalu, membuat bagian HRD harus memberitahukan kepada Arkan setelah melakukan testing yang dilakukan para kandidat sebelumnya. Kini Malik akan memberitahukan pada atasan nya bahwa ia telah memilih kandidat yang tepat untuk mengisi bagian Divisi Humas yang sedang membutuhkan tambahan karyawan.
Saat ini keberadaan Malik sudah ada didalam ruangan milik CEO. Setelah menyodorkan Curriculum Vitae calon pegawai baru, Malik masih menunggu apa yang Arkan sampaikan padanya.
Membaca dengan jelas nama calon pegawai yang akan direkrut pada perusahaannya, membuat Arkan seketika langsung menahan napasnya saat mengetahui siapa kandidat yang akan menjadi pegawainya. Kenapa harus wanita itu yang menjadi calon pegawai barunya? Padahal sudah sangat jelas jika Arkan selalu menghindar dari wanita itu. Dunia ini terasa sangat sempit menurutnya. Diluar sana memang tak ada yang lebih kompeten dari Yasmin Renata?
"Pak Malik, memang tidak ada kandidat lain yang menurut Anda lebih kompeten?"
"Maaf Pak Arkan, menurut saya cuma itu saja yang paling baik diantara yang lainnya.."
Kalau sudah seperti ini Arkan tidak bisa lagi berkata yang lain. Ia akan mencoba memberikan kesempatan pada wanita tersebut.
Setelah mempertimbangakan semuanya pria itu memutuskan untuk tetap menjaga perasaannya agar tidak terpengaruh dengan apa yang esok wanita itu perlihatkan padanya.
"Saya permisi, Pak". Malik lebih baik undur diri dari hadapan atasan tertingginya saat sudah tak ada hal yang ingin disampaikan lagi.
Arkan hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Saat ini masih banyak yang harus ia kerjakan.
*
Sore hari yang merupakan pergantian dari siang menuju malam hari memang penuh keindahan. Layaknya pagi hari yang indah ditemani sang fajar, sore hari pun tak kalah indahnya dengan ditemani sang senja. Saat dimana Kita semua melepas penat setelah lelah beraktifitas seharian. Sama halnya dengan Guru Cantik yang satu ini sedang membereskan perlengkapan kerjanya. Sebab malam nanti ia akan kerumah calon mertuanya untuk membawakan makanan hasil masakannya sendiri. Terdengar langkah kaki yang berjalan mengampirinya saat ini. Entah untuk apa pria yang paling disegani didalam lingkungan sekolah itu berjalan mendekat kearah Shinta.
"Bu Shinta bisa ikut keruangan saya sebentar?" Suara vokal bariton pria terdengar ke telinganya.
"Ah, iya Pak saya bisa" Shinta yang saat ini sedang bersiap untuk pulang setelah jam belajarnya berakhir. Jadi menunda kembali membereskan perlengkapannya.
Pak Wilman yang kini menjabat sebagai kepala sekolah ditempatnya mengajar, membuat Shinta bertanya-tanya untuk apa beliau meminta untuk menemuinya.
Karena letak Ruangan Kepala Sekolah dengan Ruangan Guru tidak terlalu jauh, maka saat ini Shinta sudah duduk diatas sofa didalam ruangan tersebut.