Setelah turun dari mobilnya Arkan langsung berjalan menghampiri Shinta. Rasa bersalah menghampiri dirinya saat wanitanya telah lama menunggu kehadirannya.
"Assalamualikum, sayang. Maaf Mas lama ya?"
Shinta menggelengkan kepalanya dan tetap memberikan senyum manisnya pada pria yang saat ini sedang berdiri tepat dihadapannya.
"Walaikumsalam, Engga kok, Mas." Shinta menjulurkan tangan nya untuk membetulkan kerah kemeja milik Arkan yang terlihat sedikit berantakan.
Melihat Shinta yang saat ini tepat berada dihadapannya sangat dekat, membuat Arkan harus bisa menahan debaran jantungnya pada saat ini. Terlebih lagi melihat Shinta yang tengah tersenyum manis ke arahnya. Membuat dirinya harus menelan salivanya sendiri. Memang keadaan sekolah saat ini sudah terlihat sangat sepi. Ingin sekali Arkan mencoba menikmati bibir merah yang terlihat seperti buah stroberi yang sudah siap untuk dilahap. Namun ia urungkan, karena memang ia akan menahannya sampai waktu nya akan tiba.
"Neng.."
Shinta sudah menjauhkan tangannya dari tubuh Arkan saat ini.
"Kenapa, Mas?" Shinta masih tak lepas menatap ke arah manik mata milik Arkan yang terlihat sedikit kecoklatan.
"Mau langsung pulang, atau kita makan dulu?"
Wanita itu terlihat sedang berpikir sejenak.
"Makan dulu boleh deh.." Shinta menjawab dengan memberikan senyum manisnya kembali.
"Siap Nyonya Arkan!" Arkan langsung menggandeng pinggang Shinta dengan sangat posesif. Kemudian membukakan pintu mobil untuk wanitanya.
Mungkin sore ini sangat cocok untuk dinikmati dengan menu makanan Korea. Sudah sangat lama Shinta tidak mampir ke restaurant tersebut.
"Mas.." Shinta melirik ke arah Arkan yang sedang fokus kearah jalanan.
"Kenapa, sayang?" Arkan balik melirik kearah Shinta.
"Kita makan direstaurant Korea aja mau ga?"
Arkan yang mendengar Shinta meminta untuk ketempat yang diinginkannya, seketika membuat Arkan tersenyum karenanya. Jangankan hanya makan direstaurant Korea, jika Shinta menginginkan ke Negara Korea sekali pun akan Arkan turuti. Asal wanitanya tetap merasa bahagia bersama dirinya.
"Boleh engga, Mas?" Tanya Shinta yang menunggu jawaban Arkan.
"Apa sih yang engga buat kamu, sayang?" Arkan menjulurkan tangannya ke arah wajah Shinta untuk mengusapnya dengan lembut.
Shinta balas memberikan senyumannya pada Arkan. "Terimakasih ya, sayang".
Rasa bahagia kini menyelimuti hati milik wanita itu kala keinginannya terpenuhi. Arkan memang selalu bisa memanjakan dirinya. Memang hanya pria yang satu ini selalu bisa membuatnya tak berhenti melengkungkan bibirnya. Terlebih lagi Arkan adalah pria yang sangat romantis menurutnya. Tak pernah sedikitpun Arkan mengeluarkan kata-kata yang akan membuat hatinya sakit. Benar-benar sangat penyabar untuk menghadapi segala kemanjaan yang kadang Shinta lakukan.
***