Pergulatan malam yang telah mereka lakukan membuat sekujur tubuh Shinta saat ini merasakan nyeri seluruhnya. Terlebih lagi pada bagian pangkal pahanya terasa sangat perih. Kebuasan Arkan semalam membuatnya ikut merasakan kepuasannya tersendiri. Membayangkannya saja sudah membuat bibirnya mengukir senyum.
Bagian perutnya merasa berat kala melihat lengan kokoh yang melingkarinya. Dan ini untuk pertama kalinya Shinta merubah setatusnya untuk menjadi seorang istri dari pria yang masih sedang terlelap tidur memeluk tubuhnya.
Jika bukan karena kumandang Adzan Subuh yang ia dengar, sudah pasti saat ini mereka masih terlelap dibawah tebalnya selimut putih yang masih menutupi tubuh polosnya. Dengan perlahan Shinta membangunkan suaminya untuk melaksanakan Sholat Subuh berjamaan bersama untuk pertama kalinya.
"Sayang, bangun yuk! Kita Sholat Subuh dulu.."
Arkan hanya menggeliat diatas tempat tidurnya saja "Mmmhh"
"Mas, ayoo bangun! Ini sudah waktu Subuh loh!" Shinta terus mengusili suaminya dengan menarik-narik hidung suaminya dengan gemas.
Mendapat keusilan dipagi buta oleh kelakuan istrinya, seketika membuat Arkan membuka matanya secara perlahan.
"Selamat pagi, Istriku.." Arkan menatap ke arah Shinta yang berada disampingnya saat ini.
"Pagi juga, Sayang.. Cepetan bangun dong, kita Sholat Subuh dulu!"
"Iya iya Sayang! Ini Mas udah melek loh.."
"Melek doang! tapi engga mau cepetan bangun!" Shinta kemudian duduk bersandar dikepala tempat tidurnya.
Arkan terkekeh mendengar gerutuan dari istrinya saat ini.
"Jangan ngambek dong..Ini Mas udah duduk kan?" Arkan duduk bersama Shinta yang saat ini sudah menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik suaminya.
Shinta baru mengetahui jika suaminya memiliki tubuh yang kekar dan sangat kokoh saat dilihatnya saat ini. Saat sedang menikmati gerakan jarinya yang mulai meluncur pada bagian dada milik suaminya, dengan gerakan tiba-tibanya Arkan sudah berhasil membawa Shinta didalam dekapannya untuk segera turun dari atas ranjang. Mengangkat tubuh Shinta dengan ala bridalstyle nya, kemudian Arkan melangkah membawanya kearah dalam kamar mandi. Mungkin pagi ini akan ia habiskan untuk mandi bersama sebelum melaksanakan Sholat Subuhnya tersebut.
Shinta merasa terkejut saat Arkan menggendong tubuhnya. Agar tidak terjatuh Shinta kemudian mengalungkan kedua lengannya ke arah leher suaminya. Ia akan menuruti kemana Arkan akan membawanya. Padahal mereka masih sama dalam keadaan polos. Tetapi tak diacuhkanya oleh mereka.
Saat tiba didalam kamar mandi Arkan dengan perlahan menurunkan Shinta dari dalam gendongannya. Menyalakan kucuran air hangat pada shower kamar mandi hotel tersebut, Arkan mulai membasahi tubuhnya dengan tubuh istrinya tersebut. Melihat wajah Shinta yang terkena guyuran air seketika membuat wajah wanita itu sangat terlihat seksi. Tidak bisa menahan hasratnya, bagian bawah dari tubuhnya langsung berdiri menegang saat ini. Shinta yang melihat kejantanan suaminya mengeras dibawah sana seketika menahan tawanya agar tidak keluar.
"Sayang.." Suara Arkan sudah sangat serak.
"Kenapa, Mas?" Shinta malah justru menggoda Arkan dengan membelai lembut dada bidangnya.
"Bisa engga sebentar aja?" Tanya sang suami dengan tatapan memohon.