Melihat kenyamanan yang ada didalam kamarnya saat ini membuat Shinta ingin segera merebahkan tubuh lelahnya diranjang besar yang terlihat sangat empuk untuk ditiduri.
"Gimana kamarnya, Neng? Apa perlu diganti semuanya?" Arkan sudah melekatkan tubuhnya untuk memeluk isteri tercintanya dari arah belakang sana.
"Aku suka Mas. Jangan suka berlebihan deh!" Shinta melirik kearah suaminya yang masih betah memeluknya.
"Ya siapa tahu engga suka sama warnanya atau furniturenya gitu.." Arkan mendusel kearah leher istrinya dengan gemas.
Melepaskan pelukannya Shinta membalikan badan dan menatap kearah suaminya dengan melipat tangan kedepan dadanya.
"Jangan suka buang-buang uang! Aku engga suka, Mas!" Entah kenapa rasa kesal masih hinggap didalam hatinya saat ini.
"Kok marah sih?" Arkan memeluk pinggang Shinta lagi untuk mengikis jarak.
"Aku masih kesel sama, Mas!" Shinta balas menatap wajah suaminya.
"Kalo lagi marah gini makin cantik dilihatnya" Arkan mencuri kecupan dipipi isterinya saat ini.
"Dasar gombal!" Shinta memukul pelan bahu Arkan.
"Kenapa marah-marah terus huhh? Mas cium lagi ya biar marahnya cepat hilang" Arkan mendaratkan kecupan singkat dibibir Shinta.
"Iiih..Dasar nyebelin!" Shinta melangkah mundur untuk menjauh dari suaminya.
Arkan yang melihat tingkah lucu istrinya saat ini tidak ingin membiarkannya lari begitu saja. Pria itu mendekat lagi kearah Shinta yang sedang merapihkan pakaiannya untuk ia masukan kedalam lemari.
"Kena lagi deh!" Arkan terus menggoda istrinya dengan memeluk erat Shinta dari arah belakang.
"Mas, aku tuh lagi kesel sama Mas! Kenapa deket-deket terus sih!" Shinta masih tetap membereskan pakaiannya walaupun Arkan masih menempel pada tubuhnya saat ini.
"Ini kan hobi Mas, Sayang" Arkan masih terus memeluk Shinta dari belakang.
"Mas, mau aku maafin engga?" Shinta membalik tubuhnya, dan berhadapan dengan suaminya saat ini.
"Mau banget, Sayang! Ada syaratnya nih pasti!"
"Jelas ada dong, Mas! Semuanya engga ada yang gratis!"
"Jadi apa syaratnya?" Tanya Arkan yang masih terus mengekori Shinta yang sedang mondar mandir didalam kamarnya.
Seketika Shinta menghentikan sejenak aktifitas membereskan pakaiannya.
"Bantuin aku..masak!" Shinta berbicara tepat didepan wajah suaminya.
Sebelum isterinya kabur dari hadapan wajahnya, Arkan sudah lebih dulu melahap bibir manis milik Shinta. Sedari tadi wanita ini selalu membuatnya gemas.