Impian Soraya

bundatraveler
Chapter #3

A Rendezvous

Banyak mahasiswa aktivis yang sering protes ke kampus. Kampus kaya, tapi pelit memberi keringanan pada mahasiswa yang kurang mampu. Aku baru sadar bahwa kampusku sugih ketika aku bisa tidur nyenyak sendirian di kamar Hotel Green Morris. Hotel ini “cuma” bintang 2, tapi buatku seperti bintang 4. Kami mendapat kamar sendiri-sendiri dengan kasur berukuran 140x200, bathtub, piyama, dan fasilitas mengesankan lainnya. Aku mendapat view jalan Saijoshowamachi dan toko kamera Saeda. Meski begitu nyaman, aku tak bisa menahan kaki untuk diam saja. Segera aku bersiap dan kuketuk pintu kamar Bu Wulan.

“Bu, saya mau keliling sebentar boleh? Di sekitar hotel saja, cuma mau motret pemandangan pagi,” aku menyunggingkan senyum dan memasang mata memelas seperti kucing yang minta dielus lehernya.

“Oke, Aya-san. Tapi ingat, ya, pukul 9 kita sarapan bareng. Acara di kampus pukul 11 siang, nggak boleh terlambat,” Bu Wulan mengingatkanku. Aku berpose siap dan segera berlari ke lift. Yes! Sungguh tak sabar aku menapaki trotoar yang penuh dedaunan kering berwarna kuning, oranye, dan merah.

Langit masih mendung, bahkan sinar matahari pagi terpaksa terpenjara oleh tebalnya awan kelabu. Kusadari kota ini sudah masuk musim dingin. Mulutku keluar asap ketika aku mengembuskan karbon dioksida. Kedua mataku menangkap daun di sekitar hotel yang masih berwarna-warni, belum sepenuhnya meranggas. Ah, betapa beruntungnya aku menyaksikan musim peralihan ini. Aku menikmati eloknya musim semi dengan kebekuan musim dingin.

✨ ✨ ✨

Welcome to Hiroshima University!” seorang wanita langsing berambut panjang yang mengenakan jaket bulu berwarna putih langsung menyambut kami. Pelukannya mampu menghangatkan tubuhku yang anyep.

“Ini Eiko Sensei,” Bu Wulan mengenalkan wanita itu kepada kami. Beliau membungkuk, kami pun sontak mengikuti. “Hai’, Eiko Sensei, nice to meet you,” kami kompak menyapa balik. 

Eiko Sensei memandu kami menuju Faculty Club untuk menikmati welcoming lunch. Selain sangat ramah, Eiko Sensei juga cukup lancar berbahasa Indonesia. Bu Wulan cerita kalau beliau pernah mengambil short course di di UPI Bandung.

Kukira sedari tadi Ranu dan Wira ada di belakangku, tidak tahunya dia sudah melihat-lihat makanan yang disajikan. Dasar norak.

“Eh, Aya, kepitingnya gede banget, loh, trus kayaknya empuk banget,” mereka berdua bercerita tanpa mengetahui bahwa Eiko Sensei paham apa yang mereka bicarakan.

“Oh.. iya… kepitingnya memang lezat. Itu dari koki terbaik,” seperti yang kuduga, Eiko Sensei merespon mereka.

Aku sungguh ingin memotret ekspresi Ranu dan Wira yang kelabakan. “Lho, sensei bisa Bahasa Indonesia? Gomenasai, Sensei.”

“Tak apa, tak apa. Kita memang akan makan siang. Anyway, you can use sumimasen instead of gomenasai for someone older than you,” Eiko Sensei menggandengku ke meja makan. Kami melewati Ranu dan Wira, kusempatkan menggerakkan bibirku hingga membentuk kata k-a-p-o-k. 

✨ ✨ ✨

Ranu dan Wira benar, menu yang disuguhkan begitu menggugah selera. Mendadak, aku lapar lagi melihat cream soup, nasi, salad sayur, dan seafood yang dimasak dengan bumbu merah. Kami makan dengan lahap, sekalipun 2 jam sebelumnya juga telah menyantap sarapan.

Ruang makan dalam Faculty Club sangat hangat selaras dengan pilihan warna interior ruangan yang berwarna krem. Ruang makan untuk menyambut tamu dikelilingi oleh kaca yang sangat lebar dan jernih. Amat menyenangkan makan siang sambil menyaksikan pemandangan pepohonan yang berwarna warni di luar ruangan. 

Ohayou Gozaimasu,” seorang lelaki muda menyapa Bu Wulan dengan gestur sedikit membungkuk. Kurasa dia bukan mahasiswa Jepang, gurat wajah dan warna kulitnya mirip lah ama Si Ranu.

“Aksa, San!” Seru Bu Wulan. “Kamu gimana kabarnya? Terima kasih, ya, sudah ikut datang. lagi nggak kuliah ini?” 

“Enggak, Bu, sepekan ini saya izin kelas, kebetulan tugas-tugas sudah saya submit semua,” jawab lelaki bernama Aksa.

Bu Wulan kemudian mengenalkan Kak Aksa kepada kami. Aku membungkukkan badan dan memasang senyuman. Dia ternyata alumni kampus angkatan tahun 2008 yang sedang menempuh S2 di School of Informatic and Data Science di Hirodai, kependekan dari Hiroshima Daigaku atau Universitas Hiroshima.

Lihat selengkapnya