Impian Soraya

bundatraveler
Chapter #16

Tamu yang Dinanti

Aku baru selesai ikut zumba bersama ibu-ibu dosen muda kantor. Kami menjajal tempat nge-gym baru, mumpung diskon. Asyik juga, aku sudah lama tidak mengikuti gerakan yang energik begini. Terakhir melakukannya saat masih tergabung dalam grup cheerleaders SMA.

Aku baru duduk di ruang tunggu ketika kulihat mobil Kak Aksa sudah ada di parkiran. Segera aku berlari kecil dan masuk mobil.

“Wow, tumben cepet?”

“Biar nggak macet.”

Aku melihat ponselku, memeriksa kembali waktu nonton. Masih ada waktu satu jam sebelum film dimulai. Baru aku mau membuka Instagram, Umi menelepon. Aku me-loudspeaker agar Mas Aksa dengar. Aku khawatir Umi akan bicara tentang anak. Sudah beberapa hari ini bahasan kami di WhatsApp tentang aku yang tak kunjung hamil. Kuharap, Mas Aksa mendengar sendiri, agar dia juga tahu bagaimana rasanya dikoyak-koyak oleh keinginan Umi.

“Aya, lagi di mana? Maaf yo Umi ganggu sabtu-sabtu gini.”

“Ini lagi di jalan, Mi. Mau nonton sama Mas.” 

“Ini lho, Abah tadi kepikiran, apa sebaiknya Aya nggak periksa dulu kok sudah 5 bulan Aya belum hamil?”

“Baru 5 bulan, Mi,” sanggahku.

“Iya, tapi biasanya keluarga Abah dan Umi itu hamilnya selalu cepet, Ay.”

Lha, Umi dulu kan baru dapat aku pas setelah 2 tahun menikah.”

“Itu beda persoalan, kan, gara-gara Umi dan Abah harus kerja. Sekarang beda, Ay. Lagipula nggak ada salahnya, kan, kamu periksa dulu? Coba cari dokter kandungan di sana, barangkali bisa dilihat ada apa-apa.”

“Apa-apa gimana, sih, Mi? Kok, jadi bikin khawatir.”

“Enggak, cuma kemarin ada Ibunya April telepon. Kamu ingat kan, ponakannya Abah yang nikah setelah kamu itu. Dia keguguran. Ternyata setelah diperiksa menyeluruh, dia punya rubella,” Umi bercerita.

Rubella? Aku seperti pernah mendengar, tetapi, aku belum begitu berani menerka. Kuputuskan untuk mencari tahu setelah Umi menutup telepon.

“Terus, Mi?” Aku sebetulnya tidak terlalu suka kalau Umi berbicara tentang masalah orang lain lalu dihubung-hubungkan dengan yang aku hadapi. Kan, masalah orang tuh beda-beda. Tapi, kali ini akan aku dengarkan.

Lihat selengkapnya