Terkadang, aku begitu penasaran apakah di luar negeri juga ada tradisi tetangga dan kerabat berbondong-bondong menjenguk bayi yang baru lahir serta menggendongnya secara bergiliran?
Ingin rasanya aku ngamuk ke tamu-tamu Umi, tetapi aku tak ada daya. Aku sungguh lemas karena kurang tidur dan masih beradaptasi dengan kehadiran orang baru di kamarku.
Bahkan, ada seorang teman Umi yang menggendong dan membiarkan matanya berjalan-jalan mengitari kepala anakku lalu berkata, “Kepalanya bagus, ya bentuknya,”
Lalu ada orang lain yang nyeletuk, “Yoiyo, kan dia operasi. Mulus, lah,”
Aku diam. Kupingku sudah sangat panas mendengar komentar mereka. Sudah sepekan ini, kupingku ternodai oleh suara yang tak kuharapkan.
“Kok kamu makan pedas, sih, Ay? Nanti ASI-mu pedes, tau!”
“Nyah, anaknya dikasih tau, dong. Jangan tidur siang. Nanti darah beningnya naik ke mata!”