"Big L maju bareng gue!"
Perintah itu dilontarkan begitu percaya diri serta penuh keyakinan sehingga si empunya nama yang diberi perintah pun menurut dengan senang hati. Kedua karakter dalam game online yang tengah kami mainkan pun melangkah bersama menyerang salah satu musuh raksasa. Aku di sisi lain sibuk membunuh banyak monster kecil maupun sedang, memperbanyak skill sehingga peranku sebagai tameng berguna secara maksimal.
"Rudal, Lo ke kanan aja!" Suara yang sama kembali bicara tegas, "Di kiri udah ada gue sama Big L. Jaga benteng sebelah kanan, darahnya udah dikit banget."
"Oke ... oke ... sans," jawab suara Rudal sedikit mengawang akibat terlalu fokus.
"Skill gue udah penuh, Mike!" Aku berseru ketika cairan oranye di pojok kiri layar sudah menyentuh ujung.
"Bagus!" desis Mike Lewis yang sedari tadi memberi perintah. "Sekarang lo sama Asparagus serang dari tengah!"
Asparagus adalah satu-satunya perempuan dalam tim kami, karakter yang dia gunakan seringnya penyerang jarak jauh, jadi dia selalu dipasangkan denganku agar aku bisa memberinya perlindungan, sementara dia juga mengecoh musuh. Kami berdua ibarat simbiosis mutualisme.
"Wumbo, kamu jangan cepet-cepet, dong!" rengek Asparagus dengan suara nyaris berbisik. Dia pasti berpikir musuh bisa mendengar diskusi kami, padahal tidak. "Tunggu, tunggu. Aku mau ambil makanan dulu biar nambahin skill ...."
Aku mendecak. "Mana sempat, keburu telat!"
Semua tertawa menanggapi ucapanku, termasuk Asparagus sendiri. Rudal di kanan sudah hampir menghancurkan benteng terakhir, tugasnya cukup mudah karena sebagian besar musuh sedang mengepung Mike dan Big L. Karakter keduanya berjenis Fighter, dan mereka sangat ahli menggunakan karakter masing-masing. Itu pasti membuat musuh panik, satu per satu ikut membantu. Tiba-tiba situasi menegang karena darah Mike hampir habis dikeroyok tiga musuh sekaligus, dan nahas karakternya mati mengenaskan.
"Anjing!"
"Bahasanya, Mike!" tegur Big L. Dia memang selalu terdengar seperti bapak-bapak alim yang menganggap seruan kasar adalah perbuatan dosa.
"Anjing itu nama hewan." Mike ngeles, ditanggapi kikikan Asparagus.
"Kalau niatnya mengumpat tetep aja bahasa kasar ... Ya Gusti!" Big L mengeluh dengan nada penuh sopan-santun ketika karakternya ikut mati.
"Monyet!" Mike malah menanggapi lebih dramatis.
"MIKE!!!"
"Monyet juga nama hewan, L," tutur Rudal, kalem.
"Aduh, gimana ini, Gimana!" Mike sepertinya tidak peduli, putus asa menunggu karakternya revive, sementara tiga musuh yang ia dan Big L lawan tadi mulai menggerogoti benteng kami. "Wumbo, tinggalin Asparagus, jaga benteng kanan!"
"Siap, Kapten!"
Karakterku melipir, diikuti keluhan Asparagus yang memang tidak pernah berani maju sendirian. Berkat penuhnya panel skill, aku bisa mengalahkan tiga musuh tersebut, meskipun tidak secepat Mike atau Big L, tapi berhasil, darahku juga hanya berkurang sedikit. Namun, begitu aku kembali ke tengah, Asparagus tengah kewalahan menghadapi satu musuh jenis tameng sepertiku.
Karakter pemanahnya berputar-putar tak tentu arah sambil menembak busur secara acak. Aku datang membantu seperti pahlawan kesiangan, sedikit kesusahan karena skill musuh tampaknya sama kuat. Namun, menggunakan tiga kali jurus kapak mematikan, karakter musuh jatuh tak berdaya.
Seruan Wipe out terdengar dari dalam game tepat ketika karakter Mike dan Big L hidup kembali. Keduanya bersorak, dan Mike segera memerintahkan kami untuk terus menerobos benteng-benteng kecil, sampai akhirnya semua hancur menyisakan benteng paling besar yang menembakkan laser. Itu bukan masalah, benteng raksasa kebingungan memilih target karena kami menyerbu bersamaan dari berbagai penjuru. Hanya butuh beberapa detik sampai akhirnya benteng itu hancur, lantas memunculkan lencana emas bertuliskan VICTORY.
Kami pun bersorak, tim musuh barusan levelnya sangat tinggi. Kami main hampir dua jam, berkali-kali nyaris kalah, tapi pada akhirnya kemenangan itu diraih juga. Memang sangat jarang ada kekalahan kalau aku, Mike, Big L, Asparagus, dan Rudal sudah satu tim. Aku dan Asparagus yang saling melengkapi, Big L yang juga ahli menggunakan Fighter.
Ada Rudal, meskipun karakter pilihannya sering diremehkan, tapi sangat ahli menggunakannya. Terakhir tentu saja, Mike Lewis alias Leader pengatur strategi, ditambah yang bicaranya paling kasar. Tim kami tidak pernah punya nama, tapi setelah satu tahun bermain bersama, dan selalu menang, akhirnya kami memutuskan membuat tim paten bernama T.I.M. Ya, itu nama yang payah, tapi sungguh tidak satu pun dari kami ahli memilih nama.
Tentu saja nama Wumbo, Big L, Rudal, dan lain sebagainya itu bukan nama asli, itu hanya nama akun game. Kami berlima tidak pernah tahu nama asli maupun bagaimana rupa masing-masing. Aku sendiri membayangkan Mike adalah laki-laki bangor yang tidak terlalu tinggi. Big L mungkin besar dan paling tua seperti namanya, Rudal di kepalaku terlihat seperti laki-laki yang selalu memasang tampang mengantuk, sementara Asparagus pasti cantik, mengingat dia perempuan.