IMY Grandma

Afifah Muthiah Unga waru
Chapter #5

Kampus

Matahari telah bertengger ditengah-tengah langit. Arletta dan Aryo, telah tiba dikampus.

Selalu saja seperti ini, perhatian semua orang tertuju pada Arletta dan Aryo. Double A ini selalu mendapat pujian, perhatian dari warga kampus.

Jangankan mahasiswa, Dosen gaul saja terkadang memuji mereka. Aryo dan Arletta terlalu cocok kata mereka semua.

Yang satu ganteng, yang satu cantik. Otak si cowok lalod, otak sicewek encer. Yang cowok humoris, yang cewek petakilan. Pasangan yang diidam-idamkan semua orang.

"Hai Pasangan Couple,"sapa salah satu mahasiswa membuat Arletta dan Aryo tersenyum kepadanya.

"Hai,"sapa Arletta yang memerkan deretan gigi rapinya.

"Semoga cepat dapat pacar yang gemes,"ucap Aryo yang membuat gadis yang menyapanya itu tertawa. Aryo melanjutkan langkahnya sambil merangkul bahu Arletta.

Kalau saat SMA akan dilarang seperti ini dengan pacar disekolah, di kampus ini siapa yang ingin melarangnya?

***

Aryo dan Arletta tentu saja sebangku, Arletta selalu membantu Aryo untuk menyelesaikan tugasnya. Dan Aryo selalu mengganggu Arletta.

Hari ini yang memberi materi didepan adalah dosen killer. Dosen muda, berjiwa psikopat. Terlalu dingin dan pedis.

"Kalian berdua kalau ingin pacaran boleh keluar dari kelas saya,"ucap dosen yang kerap disapa Pak Saga itu dengan datar.

Membuat seisi rungan ini menatap horor ke Arletta dan Aryo. Kalau sudah seperti ini, seisi kelas akan menjadi tegang.

Dosen muda— Saga. Umur 24 tahun sudah menjadi dosen, pencapaian yang luar biasa. Galak, pedis dan tidak suka memaafkan. Membuat mahasiswa takut mencari gara-gara ke dosen ini.

"Kenapa diam? kalau ingin pacaran. Keluar!"hardik Saga yang membuat Arletta mengangguk.

Arletta tipe gadis yang benci dibentak, sekali dibentak dia akan membencimu selamanya.

"Maaf pak, kami tidak akan mengulanginya lagi,"ucap Aryo ke Saga.

"Berbicara memang mudah, tapi mempraktikkannya yang susah!"tegas Saga ke Aryo.

"Tugas bapak untuk membimbing kami, bukan memarahi saya tentang apa yang saya lakukan, lagi pula saya juga telah membayar masuk di Fakultas ini. Jadi? tugas anda untuk mengajarkan kami saja."Ucap Arletta yang menatap manik mata Saga intens.

Brak!

Saga menggeprak meja yang ia tempati dengan keras, membuat seluruh mahasiswa dikelas ini terpelonjak kaget.

"Demi rambut upin-ipin yang gak tumbuh-tumbuh gue terkejut!"teriak salah satu mahasiswa spontan.

"Demi Mei-mei dan Mail yang cinlok jantungku copot!"

"Diam kalian!"ucap Saga ke mahasiswa yang teriak terkejut itu.

"Kamu Arletta, jaga cara bicara kamu! Saya akan melaporkan ini dengan Dekan!"tegas Saga, yang meninggalkan kelas dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Sayang, kamu gak seharusnya ngomong kayak gitu,"ucap Aryo menasehati Arletta.

"Biarin aja, dia terlalu sok-sokan menjadi dosen,"ucap Arletta kesal.

Lihat selengkapnya