Kopi Beracun
Kejahatan tidak selalu terjadi karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan.
***
“Aku harap aku bisa hidup di dunia yang lebih normal. Aku tidak ingin hidup dengan memegang senjata,” ucap seorang detektif sambil duduk di bangku taman hiburan.
“Violet, ayo pulang. Sudah malam,” ucap rekannya. Tapi, terlihat Detektif Violet hanya memandang ke arah langit dengan mata yang setengah terbuka.
“Hey, aku ingin keluar dari dunia penuh darah ini,” lirihnya.
“Apa yang kau bicarakan? Sudah ya, aku tinggal loh.”
2014 bulan Juni adalah hari pertama Detektif Violet bersekolah. Dia tidak merasakan apa-apa. Dan dikarenakan suatu hal, dia tidak lagi bersekolah.
Sebuah insiden dan latar belakang yang rumit, masa lalu yang sulit, dan tidak jelas. Itulah dirinya.
“Jati diri, ya?” 2023. Pagi harinya.
“Apa? Kenapa itu bisa terjadi? Baiklah, akan kita bicarakan lagi nanti,” ucap Detektif Violet. Dia menutup teleponnya.
“Ada yang tidak beres dengan kota ini. Kenapa mendadak banyak kasus orang meninggal? Aneh-aneh lagi,” batin Detektif Violet, dia pun keluar dari cafe tersebut.
Detektif Violet terus berjalan menuju rumahnya. Dia melihat sekelilingnya dengan wajahnya yang datar.
Saat sedang memasuki sebuah gang kecil, seseorang menabraknya. Dengan berlumuran darah dan terluka, seseorang itu mengeluarkan sebuah surat dan memberikannya pada orang yang ada di hadapannya.
“Jl. Profesor X. Perpustakaan Universitas Light,” lirih seseorang itu kemudian dia tidak bersuara lagi.
Detektif Violet yang melihatnya pun mengambil kertas tersebut dan melihat luka seorang pria di hadapannya ini tergeletak.
“Dia sudah tidak bisa diselamatkan. Lukanya begitu parah. Apa maksudnya ini? Aku merasakan ada yang tidak beres.” Detektif Violet menelepon temannya untuk melaporkan hal ini. Kemudian dia kembali fokus pada tujuan awalnya.
“Berhubungan dengan kepolisian itu memakan waktu yang panjang.” Setelah sampai di rumahnya, Detektif Violet disambut dengan rekannya.
“Jelaskan yang tadi,” ucap Detektif Violet sambil duduk di sofa yang ada di sana.
“Banyak orang meninggal secara tidak wajar dan mengerikan. Tidak, bukan dibunuh, tapi sepertinya diracun,” ucap Houshi, dia adalah rekan Detektif Violet.
“Racun? Apakah ada motif tertentu?” tanya Detektif Violet, wajahnya tenang.
“Tidak tahu, tapi jika dilihat dari korban, banyak orang dari kalangan atas dan menengah yang menjadi korban.”
“Racun, ya? Hm, merepotkan sekali, padahal aku ingin menulis dengan tenang,” batin Detektif Violet.
3 hari kemudian, terdapat berita keracunan yang kembali terjadi di kota ini.
“Hou, bagaimana? Sudah ketemu motifnya?” tanya Detektif Violet sambil memegang secangkir kopi ditangannya.