IN THE LIGHT OF FOUR

mahes.varaa
Chapter #1

PROLOG

“Jika ini cinta, kenapa rasanya seperti luka?” 

Mary berdiri di depan pagar rumah yang sunyi itu. Catnya sudah terkelupas, tanaman liar menjalar di dinding dan jendela kayu yang tertutup rapat seperti sengaja mengusir cahaya yang masuk.  Rumah itu mungkin lebih besar dari rumahnya selama ini ia tinggal. Tapi besar tidaknya ukuran rumah, tidak bisa jadi tolak ukur kehangatan di dalamnya. Sama seperti rumah di depannya saat ini. 

Ia menarik napas. Satu … dua … tiga. Lalu mengetuk pintu. 

Butuh waktu lama hingga suara engsel terdengar menyambut kedatangannya. Dari balik pintu, wajah itu muncul. Wajah yang selama ini namanya hanya ada dalam dokumen kelahirannya. Wajah yang seharusnya menjadi tempat pulang, tapi Mary tahu sejak awal, ini bukan rumah. Ini adalah tugas besarnya sebagai seorang anak. 

Dan benar saja, dua minggu pertama adalah diam dan tatapan tajam. Dua minggu berikutnya adalah piring pecah, makian dan amarah yang datang sewaktu-waktu. Lalu setelah itu, pukulan. Tamparan demi tamparan, dan teriakan yang selalu menuntut satu hal: 

“Di mana ayahmu, Mary? Katakan! Di mana dia sekarang?” 

Mary tidak menjawab. Bukan karena tidak tahu, tapi karena tahu jawaban itu tidak akan menenangkan siapapun.. 

Ia bertahan selama dua bulan, mengumpulkan setiap serpihan kekuatan dari setiap matahari terbit yang mau datang, dari setiap bintang yang selalu hadir dalam malamnya yang selalu dihantui rasa takut karena mimpi buruknya. 

Lihat selengkapnya