Inang Kedua

Camèlie
Chapter #15

Bab 15 Arsip Lama dan Nama Terlarang

Rabu Malam, Pukul 20.00 WIB.

Kamar Raka.

Layar laptop menyala terang di kamar yang gelap, memantulkan cahaya ke wajah serius. Jari-jarinya menari cepat di atas keyboard.

Raka mengetik kata kunci yang sudah dia susun seharian: Ir. Ardian. Ya, nama itu didapat ketika Raka mengecek formulir pendaftaran Celine tadi siang.

Dia membaca semua artikel tentang Ardian. Cukup banyak, mungkin karena Ardian adalah bagian dari tim botanis yang sudah meneliti banyak tanaman langka. Sebuah artikel berita daring dari koran lokal sepuluh tahun lalu muncul di pertengahan baris.

JUDUL: KEAJAIBAN! PUTRI AHLI BOTANI DITEMUKAN SELAMAT SETELAH 3 HARI HILANG DI ALAS KEMBANG KUNING.

Raka mengklik tautan itu.

Foto buram seorang pria berkacamata (Ayah Celine yang lebih muda) sedang menggendong anak kecil yang kotor penuh lumpur muncul di layar. Di latar belakang, terlihat hutan jati yang gelap.

Raka membaca isinya cepat:

...Celine (5 tahun) ditemukan di dalam sumur tua... Warga setempat percaya anak itu disembunyikan makhluk halus ...

"Bener," bisik Raka. "Itu dia."

Raka menutup laptopnya. Dia beranjak ke lemari tua dari kayu jati di sudut kamar.

Itu lemari peninggalan almarhum ayahnya, Pak Damar.

Raka membuka laci paling bawah yang terkunci. Dia mengambil kuncinya dari bawah karpet.

Di dalam laci itu, ada tumpukan buku catatan harian bersampul kulit lusuh. Raka mencari buku tahun 2015.

Saat tangan Raka menyentuh buku harian itu, Kalung Kayu Stigi di lehernya tiba-tiba menghangat. Bukan panas yang menyakitkan, tapi hangat yang nyaman. Seolah ayahnya hadir di sana, memberi izin untuk membuka rahasia ini.

Raka membalik halaman demi halaman.

Dia menemukannya.

Klien: Ir. Ardian & Ibu Rina.

Kasus: Anak dijadikan Inang oleh Entitas Pohon Akar Merah.

Tindakan: Penutupan Mata Batin & Segel Sementara.

Catatan Khusus: Segel ini hanya bersifat sementara. Saat anak ini akil baligh, hawa panas tubuhnya bisa melelehkan segel. Entitas itu akan bisa berinteraksi kembali. Peringatan: Jangan sampai Inang kembali ke hutan.

Raka merinding membaca tulisan tangan ayahnya sendiri.

"Darah pertama..." gumam Raka.

Dia teringat kejadian di UKS. Mimisan Celine yang aneh.

Semuanya cocok.

Celine sedang mengalami masa itu sekarang. Segel buatan ayahnya sedang retak. Dan Raka, sebagai anak Pak Damar, sekarang berhadapan langsung dengan "bom waktu" yang gagal dijinakkan ayahnya dulu.

Kotak Bekal

Kamis Siang, SMA Pelita Bangsa.

Lihat selengkapnya