Akhirnya Ceyco sampai di kelasnya. Pagi ini mata pelajarannya bahasa inggris. Bu Betty mempersilahkan Ceyco masuk. Ia meminta para muridnya yang hanya 10 orang untuk memusatkan perhatian mereka padanya.
"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu Ceyco" titah Bu Betty dalam bahasa inggris
"Selamat pagi Miss Betty dan teman2. Perkenalkan nama saya Ceyco Angela. Kalian bisa memanggil Ceyco. Salam kenal" Ceyco mengenalkan diri dengan santai.
"Silahkan kamu pilih tempat duduk! Disini bebas kamu mau duduk dimana saja" Titah Bu Betty.
Ceyco mengamati sekitarnya. Disini ada 18 bangku tapi yang terisi hanya 10 bangku. Sebenarnya jumlah dari murid kelas 10 A1 adalah 17 orang (belum termasuk Ceyco) dan ketujuh sisanya entah kemana mereka, yang jelas kalian sudah tau kan bahwa 3 diantara mereka ada di basecamp, ya siapa lagi kalau bukan Kenzo Cs.
"Tidak perlu khawatir diusir dari penghuni bangku sebelumnya karena kursi sudah ditambah pihak sekolah" Timpal Bu Betty.
"Jika hari ini saya memilih duduk di bangku nomor 3 bagian tengah maka besok saya boleh duduk dibangku kosong yang lain?"
Tanya Ceyco dengan penekanan bahasa inggris yang sempurna.
"Exellent" Puji Bu Betty. Bu Betty kagum tanpa penjelasan panjang kali lebar Ceyco sudah menangkap maksud tersirat dari Bu Betty. Sebenarnya hal itu wajar karena penghuni kelas A1 otaknya memang encer-encer bayangin aja levelnya minim superior loh.
Karena otak yang superior itu tak heran jika sekolah melonggarkan sedikit aturan untuk kelas A1, ya A1 merupakan kelas yang bebas, mau kamu duduk dimanapun, berangkat kapanpun, bertingkah apapun terserah. Asal penyimpangan tersebut RAPI. Rapi dalam artian tetap menaati peraturan. Salah satu aturan tersebut adalah Kelas A1 dapat jatah absen sebanyak 4 kali pertemuan dalam 1 tahun. Jika lebih dari 4 kali maka siap2 untuk pindah ke kelas C, D atau F. Guru-guru membuat aturan ini karena mereka lelah dengan tingkah pola muridnya yang sering kali bolos namun nilai mereka tidak surut sama sekali namun jika mau dikeluarkan bukankah sangat disayangkan murid yang mengharumkan nama sekolah harus musnah.
Suasana kelas ini begitu sepi. Pandangan mereka memang ke depan tapi bukan berarti mereka semua fokus. Ada yang memakai headset tanpa kabel dengan rambut terurai. Ada yang main hp dengan posisi hp di laci meja tapi badan tetap tegak, ada yang diam-diam makan, baca novel bahkan barisan depan pojok dengan santainya tidur, tapi dengan posisi tegak dan kepala sedikit menunduk sambil memegang bolpoin seolah dia lagi menulis. Mungkin jika dilihat sekilas orang tidak akan mengira kalau dia itu tidur kecuali dia mendengkur.
Jam istirahat telah tiba. Ceyco pergi ke kantin. Saat menuju kantin siswa2 menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Ada tatapan iba, sinis bahkan ada juga yang ngefans tapi ngga sampai minta tanda tangan hehe.
Seorang siswa tengah dibully oleh dua orang siswa lainya. Siswa itu tengah selesai berdo'a dan baru saja mau melahap mie ayamnya, siswa itu tak lain adalah Budi Kelas 10 B. Tiba2 kepalanya disiram dengan es jeruk oleh Bastian, untung ngga kena mie ayamnya. Rambut dan bajunya basah semua. Diam, menerima segala perlakuan hanya itu yang bisa dilakukan Budi.
"Nyicip ya?" Ujar Farel sambil mencicipi mie ayam si budi. Farel mendecak.
"Rasanya kurang nendang Bro" ujar Farel. Sontak Farel mengambil botol saus dan kecap. Dituangnya isi botol itu secara bersamaan hingga hampir setengahnya. Diaduknya dengan rata, hingga penampakan mie ayam itu benar2 seperti mie goreng yang aneh.
"MAKAN!!!" Perintah Farel. Yang diperintah hanya diam.
"Woy! lu budek apa? Makan tuh mie ayam kalau nggak mau gue bantu lu paksa makan bahkan sampe mangkuknya" bentak Bastian.
Perlahan Budi mengambil sendok dan garpunya dan mulai memakan mie ayamnya. Ia memakan mie ayamnya dengan perasaan yang campur aduk. Mungkin kalau dia cewek bisa jadi dia sudah menangis.
'Pyorr' sebutir telur mentah jatuh tepat di tengah mie ayam budi.
"Agar bertambah lezat kita kasih tambahan telur" Ujar Kenzo yang datang tiba-tiba sambil mengusap-usapkan kulit telur yang telah ia remas ditangannya ke rambut Budi.