Seorang pria paruh baya mengetuk pintu basecamp Kenzo Cs sambil membawa tas berisikan baju sekolah.
"Lama amet sih pak" tegur Kenzo yang berada tepat dibelakang pria paruh baya tersebut.
"Maaf tuan tadi jalanan lumayan macet" jelas pria tersebut.
"Duduk dan tunggu aku selesai ganti baju ya Pak!". Titah Kenzo.
Secepat kilat Kenzo mengganti baju. Lalu memberikan baju kotor tersebut dan menyuruhnya pulang. Ia buru2 menuju kelas.
"Permisi bu, maaf saya terlambat" ucap Kenzo sambil setengah menunduk.
"4 menit 57 detik. Silahkan duduk" titah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik, ralat sangat cantik.
Kenzo menelusuri segala arah berusaha mencari kursi kosong. Satu kursi ia dapati. Kursi itu terletak di bangku tengah kanan nomor 4. Betapa terkejutnya ia melihat si gadis cappuccino itu duduk di depannya.
"Ck" decaknya kesal dan tak butuh waktu lama ia tersenyum evil.
Farel dan Bastian tersenyum jail melihat perubahan drastis ekspresi teman baiknya yang biasanya dingin itu.
Entah angin dari mana yang langsung bisa merubah ekspresi temannya itu dengan cepat. Dari ekspresi ngos2an kelehan, tersipu malu karena terlambat, kemudian mendadak kesal, dan terakhir senyum evil. Sungguh perubahan yang luar biasa.
Ditambah lagi ini pelajaran ibunya, benak mereka bertanya-tanya kejadian apa yang akan terjadi.
" Baik karena disini ada murid baru saya akan memperkenalkan diri. Saya Carlina, saya adalah guru ekonomi disini". Sapa Bu Carlina memecah keheningan kelas
"Silahkan buka kitab kalian Bab 4, saya kasih waktu 10 menit" titah Bu Carlina
Sepuluh menit pun berlalu. Bu Carlina menanyakan pertanyaan, namun tak ada satupun dari murid2 itu bertanya. Ya mereka sudah paham. Bu Carlina meminta beberapa muridnya untuk menjelaskan kepada teman2 mereka tentang apa yang mereka pahami.
Singkatnya menggantikan tugas Bu Carlina menerangkan sebagai guru. Hal inipun memang diperuntukan melatih public speaking mereka.
"Sekarang tanggal 3. Baiklah bangku nomor 3 nanti berurutan maju ke depan untuk menjelaskan materi. Nanti dari keempat murid yang maju silahkan kalian yang sebagai pendengar ajukan komentar dan saran. Baik langsung saja dimulai dari bangku pojok sebelah kanan, silahkan maju Andreas!" Titah Bu Carlina.
Kelas ini berisi 18 orang. Satu orang satu bangku. Ada 4 banjar dan baris, kecuali pojok kanan dan pojok kiri yang terdiri dari 5 baris. Satu bangku satu orang tentunya. Kelas ini di desain seperti kelas kuliah, sehingga tidak ada namanya teman sebangku adanya tetangga bangku.
Mendengar perintah Ibunya, Kenzo sangat gembira. Kenapa? Karena setelah Andreas maju, giliran selanjutnya adalah Ceyco. Kali ini Kenzo bersumpah akan membuat gadis itu malu.
Kenzo sengaja menjatuhkan bolpoinnya dengan pelan. Kemudian turun dan bersembunyi dibawah bangku. Dengan sangat pelan ia melepas kedua tali sepatu Ceyco. Tidak ada respon dari Ceyco. Tentu saja hal itu membuat Kenzo senang.
" Rel... Rel lu videoin si Kenzo gih. Taruhan bakal ada moment menarik"pinta Bastian menahan tawa.
Farel mengernyitkan mata. Akhirnya ia menuruti permintaan Bastian. Ia malas kalau mendengar Bastian berkicau jika tidak dituruti.
Kenzo mengkaitkan ikatan antara tali sepatu kanan dan sepatu kiri Ceyco. Perasaannya sangat gembira, namun perasaan gembira itu berubah menjadi teriakan kesakitan yang memenuhi seisi ruangan. Ya Ceyco menendang muka Kenzo dengan cepat hingga kaitan itu terlepas.
"What are you doing?" Tanya Ceyco berlagak heran padahal ia sengaja.
"Aku hanya mengambil pulpenku yang terjatuh dan kau menendangku" umpat Kenzo sambil memegangi rahang pipinya.
'Sial' batin kenzo
Kenzo hendak beralih mundur menuju bangkunya dan agak tergesa-gesa juga kepalanya terpentok kursi Ceyco.