40 murid kelas 5 SD, sudah duduk di kursinya masing-masing, termasuk aku yang duduk dekat Angga, teman dekatku, Murid bernama Charles, duduk di sampingku, Di muka kelas, Bety ibu wali kelas kami, baru saja menulis soal matematika di papan tulis.
“Anak-anak, salah satu stasiun televisi swasta nasional Jakarta, akan menyelenggarakan lomba Cerdas Cermat Tingkat Provinsi DKI, jenjang Sekolah Dasar, dengan hadiah, di samping piagam, piala, ada juga uang pembinaan, Sekolah kita ini, salah satu sekolah yang mendapatkan undangan untuk mengikuti lomba, Maka dari itu, kami dewan guru, dalam hal ini, masing-masing wali kelas, akan menyeleksi, siapa saja diantara kalian murid kelas 6, maupun kelas 5, yang layak mewakili sekolah kita, Penyeleksian di lakukan dalam beberapa tahap“, Kata Bety pada semua murid.
Mereka begitu serius mendengarnya, sementara aku justru begitu cemas, dan gelisah.
“Di papan tulis, sudah ibu tulis 9 soal pelajaran matematika, Jika kalian bisa menjawab 3 soal dengan benar, dan dalam waktu 2 menit, Kalian bisa mengikuti seleksi tahap berikutnya, Bagi yang salah, atau melewati limit waktu 2 menit, otomatis gugur“, Lanjut Bety, sambil menunjukan stop wacht di tangannya.
Sepuluh murid serentak mengacungkan telunjuk tangan kanannya.
“Munaroh Aghata, Charles Abdul Manaf, Furkon, Silahkan isi jawaban soal di papan tulis“, Kata Bety pada ketiga murid itu.
Murid bernama Charles Abdul Manaf, Munaroh Aghata, dan Furkon, maju ke muka kelas, Bety menekan tombol stop wacht, Ke tiga murid mulai menulis jawaban soal, menggunakan kapur di papan tulis.
“Kamu kenapa diam saja Garvin, engga tunjuk tangan, Aku yakin, kamu bisa menjawab semua soal matematika itu?“, Tanya Angga padaku.
“Kalau aku ke depan, nanti aku di setrap lagi“, Jawabku.
Tepat dua menit, Bety menekan tombol stop wacht.
“Waktunya sudah habis“, Kata Bety.
Ketiga murid, walau belum selesai menjawab soal, menghentikan tulisannya, lalu kembali duduk di kursinya masing-masing, Bety beberapa saat memperhatikan jawaban mereka di papan tulis.
“Sepertinya kalian sudah lupa, dengan rumus matematika pelajaran smester lalu, makanya jawaban kalian, tidak semuanya benar, Hanya Charles Abdul Manaf, yang bisa menjawab dua soal dengan benar“.
“Jadi bagaimana bu guru?“, Tanya murid bernama Charles.
“Atas pertimbangan ibu, kamu bisa lanjut ke seleksi tahap berikutnya“, Jawab Bety.
Semua murid memberi aplus pada Charles, aku juga ber tepuk tangan, Charles berdiri, lalu berputar-putar di sekitarnya, dan senyum-senyum membanggakan dirinya.
“Garvin Altamis, kamu ke depan“, Panggil Bety.
Aku spontan kaget, panik.
“Garvin,…!“, Panggil Bety lagi dengan suara agak keras.