Independent Child

Ir. Rachmat
Chapter #15

TV Tabung14 Inch

Papaku dengan memanggul TV Tabung 14 Inc, di ikuti mamaku, tiba di ruang muka rumah, Papaku meletakkannya di atas rak kayu, yang memang bekas tempat TV.

“Untung kabel antena TV, belum kita buang, ma, Jadi ini TV, bisa kita coba dulu“, Kata papaku, dengan pandangan pada kabel antena TV, yang ada di sudut dinding rumah.

“Jadi ceritanya, TV yang pernah kita jual sama Wan Abas, papa ambil lagi, untuk papa jual ke orang lain, begitu?“,Tanya mamaku.

“Iya ma, Waktu itu karena terdesak, kita jual 300 ribu, sekarang Wan Abas jual ke kita, 400 ribu, Kita bisa jual ke orang lain, 700 ribu an“.

“Pa, papa, cari usaha jadi aneh begini“.

“Yang penting tanpa modal sepeser pun, ma, Nanti setelah TV ini laku terjual, baru papa setor ke Wan Abas,  Usaha mama sendiri, bagaimana?“.

“Usaha mama ya, e, Jual telur, dapat telur“, Jawab mamaku menahan tawa.

Papaku malah tertawa lepas, Papaku memasukan ujung kabel antena yang di beri konektor, ke lubang konektor yang ada di bagian belakang TV, kemudian memasukan jack kabel TV, kedalam saklar listrik.

“Pa, mama terpaksa dusta soal sabuk itu sama Garvin, Mama bilangnya boleh beli“.

“Yang penting Garvin, sudah pakai sabuk, ma“.

“Mama hanya di kasih waktu 3 hari, sampai teman mama kembali dari Demak, Mama juga kemarin, ngutang kesana kemari, hanya dapat beras 3 liter dari Bu Ismet, Sudah mama masak satu liter, Berarti beras kita sekarang ini, tinggal 2 liter, Kalau pun di hemat-hematin, hanya cukup untuk 3 hari“, Kata mamaku dalam kecemasan.

“Sudahlah ma, jangan terus menerus tegang, panik, nanti mama bisa sakit, Ini papa sudah ada solusinya“.

“Apa pa?“.

“Jual TV bekas punya kita“.

Papaku menekan tombol power yang ada di remoute control TV, TV pun hidup, menayangkan serial film kartun Mickey Mouse, Suara TV yang keras, membuat Fiona yang ada dapur, bergegas lari ke ruang muka.

“Ade, Kita sudah punya TV lagi,….. !“, Teriak Fiona adik sulungku, memanggil Rafael.

Rafael adik bungsuku, setengah berlari, tiba di ruang muka, lalu duduk sila dekat Fiona, Mereka sama-sama begitu serius, dan senang menonton TV, yang menayangkan serial kartun Mickey Mouse, Papa dan mamaku, hanya terdiam terpaku dalam keharuan, namun juga cemas.

“Mimos,…. !“, Rafael adikku teriak-teriak, dan jingkrak-jingkrakan, sebab begitu senangnya, bisa menonton kembali serial kartun kesukaannya itu.

“Assallammualaikum,… !“.

Terdengar suara seseorang mengucapkan salam, Papa dan mamaku, menoleh, Di pintu rumah yang terbuka, Ada seorang pria usia 50 tahun an, bernama Broto, biasa di panggil mas Bro.

“Eh mas Bro, waalaikumsalam“, Balas papaku.

“Enyong dengar, sampean mau jual TV bekas, Piro?“, Tanya Broto ber logat Jawa Tegal.

Papa dan mamaku, bingung menjawabnya, Fiona dan Rafael, panik.

“Papa, TV nya jangan di jual lagi,…!“, Kata Fiona, kesal, sedih, lalu cembetut.

Lihat selengkapnya