INDIGO

triandini
Chapter #1

Prolog

"Gue ngga ada urusannya sama kalian! Pergi dari sini. Gue ngga sekuat itu buat hidup berdampingan sama kalian!" ADNAN

********

Adnan memasuki kamarnya yang gelap dengan kening mengkerut, padahal tadi masih rapi. Namun sekarang nampak berbeda, bantal bantal yang tadi tertata rapi dikasur kini berserakan dilantai.

Tak mempedulikan penyebabnya, segera Adnan memunguti bantal tersebut dan kembali menatapnya.

"Astaga!" Seru Adnan kaget kala melihat sesuatu yang mengerikan tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menatap dirinya.

Disana, terdapat sosok perempuan dengan kepala hancur dan tubuh bersimpah darah. Bukan manusia melainkan setan!.

Dengan cepat Adnan berlari menuju pintu balkon dan segera menguncinya. Wajahnya sudah pucat pasi dan lemas tak bertenaga.

Berjalan menuju lemari kecil disamping tempat tidurnya, menyalakan lampu utama hingga kini cahaya memenuhi kamarnya.

Duduk menenangkan diri sambil meminum air yang memang selalu tersedia di kamarnya.

"Jadi indigo ngga segampang yang orang bayangkan," kata Adnan dengan nafas gusarnya. Jantungnya masih berdetak kencang kala bayangan hantu itu terus berputar dikepalanya.

"Huekk," menutup mulutnya dengan telapak tangan, bergegas lari ke kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yang bergejolak ingin keluar.

Kakinya gemetar lemas, berpegangan erat pada wastafel agar tak jatuh. Kepalanya menunduk dengan mulut yang terbuka seperti ingin kembali muntah.


Anan mengusap kasar wajahnya lalu membasuh muka agar terasa segar.

"Aaaaa," tepat dibelakang Adnan terlihat sosok hantu yang tadi berada di balkon. Segera Adnan berlari kencang keluar kamar mandi.

Menekan nekan kenop pintu kamar yang tak bisa terbuka, dengan panik Adnan menggedor gedor pintu berharap orang tuanya mendengar.

"Sialan!" Umpat Adnan yang masih terus mencoba membuka pintu. Merasakan aura negatif yang mulai mendekat, Adnan berdiri kaku dengan masih berusaha membuka pintu.

Keringat dingin muncul di sekujur tubuhnya. Menutup rapat matanya berharap hantu itu pergi dari kamarnya. Adnan tak mau berurusan lagi dengan hal hal sakral yang tak masuk akal.

"Jangan ganggu gue!, Gue minta maaf kalo ada salah!" ucap Adnan cepat berharap dengan ia meminta maaf maka keadaan akan kembali normal seperti semula.

Kepalanya terasa dicengkeram kuat membuat Adnan memekik kesakitan. Ingin menghindar namun tubuhnya tak bisa digerakkan sedikitpun seolah terkunci.

Lihat selengkapnya