Inefabble

Salsabila Fiska Anindita
Chapter #2

Bagian Satu: Jakarta Pada Bulan Juni

Aku bingung harus memulai cerita ini dari mana, sebab banyak sekali kata-kata yang berseliweran di kepalaku menyangkut kejadian awal pertemuan koyol aku dan dia.

Jadi sebelum itu, mungkin lebih baik jika aku membawa kalian untuk mengenalku lebih jauh dulu ya…

Nama lengkapku, Cyra Kencana. Kalian boleh memanggilku Cyra, Cyra yang berarti bulan.

Nama yang indah bukan? Walau fisikku mungkin tidak seindah nama yang aku sandang. Ingin tahu aku seperti apa? Silahkan kalian bayangkan sendiri sosok perempuan kota usia 20 yang memiliki tinggi badan 160cm dan sedikit berisi -tapi masih terlihat ramping-, rambut hitam panjang, iris hazel yang berbingkai kacamata, hidung mungil, dan memiliki kulit kuning langsat.

Yang muncul di pikiran kalian, tentu aku hanya perempuan biasa saja bukan? Ya memang. Aku adalah perempuan biasa, tapi punya pengalaman yang luar biasa unik.

Well, tidak semua kisah harus tentang si gadis cantik, perempuan culun, atau gadis nakal. Apalagi ini adalah sebuah kisah nyata, tentu akan aku buat sesuai keadaan yang sebenarnya tanpa di lebih-lebihkan.

Ah, ada hal lain yang ingin aku beritahukan lagi pada kalian. Aku lahir di Jakarta, lebih tepatnya tanggal 25 Maret 1998. Sampai sekarang pun saat umurku hampir menginjak 21 tahun, aku masih tinggal di Jakarta, sebab ayah dan ibu memang asli Jakarta.

Bagiku, Jakarta adalah kota dengan lebih dari 1001 cerita, mengenai persahabat erat yang aku jalin sejak masih duduk dibangku TK, mengenai kekonyolan masa SMK, mengenai cinta pertamaku.

Dan kejadian menyangkut hal yang berhubungan dengan dia pun terjadi di Jakarta.

Aku lupa hari, jam, detik, dan tanggal pastinya. Yang jelas semuanya bermula dibulan Juni 2015, di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Bertempat di Kedai Kopi Akasia, sebut saja begitu, sebab jika aku beritahu nama tempat sebenarnya, takut akan jadi masalah berkepanjangan.

Belum, ini belum tentang aku yang bertemu dia. Namun, kejadian cukup penting sebab ada sangkut pautnya mengenai pertemuan kami nanti.

Malam hari dipertengahan Juni, aku ada janji kumpul bersama tiga orang yang merupakan sahabatku sejak masih duduk dibangku taman kanak-kanak. Bahkan dari SD sampai SMP pun kami satu sekolah dan satu kelas juga.

Ketiga orang itu adalah Andre –satu-satunya lelaki-, Putri dan Sarah.

Saat kelulusan SMP, kami berempat memiliki minat yang berbeda atau mungkin juga mengikuti kata orangtua. Aku mengambil jurusan Akuntansi, Andre minat di IPA semetara Putri di IPS, dan Sarah memilih Farmasi.

Semenjak berbeda sekolah, kami jarang ada waktu kumpul bersama, Paling hanya ketika ada acara penting, serta saat salah satu dari kami mengajak kumpul mendadak, sebab ada cerita menarik yang ingin diberitahukan dan lebih seru jika cerita langsung.

Hari itu, setelah sebulan tidak bertemu, Andre bilang ada yang ingin dia bicarakan pada ketiga sahabat perempuannya, dia bilang ketemuan di tempat biasa kami janjian saat masih berseragam putih biru.

Hujan dari pagi hari membuatku malas keluar rumah, sehingga aku datang lebih lama dari waktu yang disepakati. Itu salah satu alasan kecilnya. Sebab alasan lainnya ya… karena memang sudah tradisi diri sendiri selalu datang telat.

“Kebiasaan banget Cyra datang telat.” Sampai Andre pun mencibir hal yang jadi kebiasaanku.

“Tadi gue ketemu teman lama.”

“Dasar jomblo sok sibuk.” Putri ikut mencibir.

Lihat selengkapnya