“Nakula, tunggu!”
Aluna mempercepat langkahnya, mengejar cowok berseragam putih abu-abu di depannya. Ekspresinya sangat datar dan pandangannya dingin. Nakula sama sekali tidak menghiraukan.
“Nakula! Kamu kenapa, sih?” Aluna berhasil menyamai langkah Nakula dan menarik lengannya. Namun, cowok itu tidak melirik Aluna sama sekali.
“Nakula! Aku lagi ngomong sama kamu. Kamu kenapa?”
Nakula tidak menjawab.
Aluna mengingat kembali apa yang dia lakukan, mungkinkah ada sikapnya yang salah?
“Kamu kenapa, sih? Kalo aku salah ngomong, kasih tahu. Kalo begini aku malah bingung dan kamunya tambah kesel.” Aluna mengerucutkan bibirnya.
“Ke mana?” tanya Nakula.
“Ke mana? Ke mana apa?”
“Kemaren.”