Keyla melangkahkan kaki menuju ke ruang kantornya. Terlihat sesosok wanita tua dengan kerudung hitam duduk di bangku panjang ruang tunggu di depan pintu kantor. Ibu itu datang terlalu pagi. Senyuman manis terlukis di bibir Keyla ketika menyapa ibu itu.
“Selamat siang, silakan masuk, Bu.” Keyla membukakan pintu kantornya sambil mempersilakan ibu itu.
“Baik, Bu. Terimakasih.” Ibu itu berjalan dengan canggung di belakang Keyla.
“Bagaimana kabar Anda, Bu Nur?” tanya Keyla sambil mempersilahkan wanita tua itu duduk di sofa berwana krem di kantornya.
“Kabar saya baik, Bu. Tekad saya semakin kuat untuk mengusut tuntas kasus kematian putri saya.”
Nur Ratnasari, itu adalah nama dari ibu separuh baya yang saat ini duduk di hadapannya. Bu Nur adalah klien yang datang satu minggu lalu untuk meminta pendapatnya terkait kasus kematian yang menimpa putrinya. Kasus itu sendiri sudah ditutup karena terbukti sebagai kasus bunuh diri. Namun Bu Nur bersikeras tidak percaya jika putrinya bunuh diri. Menurutnya putrinya adalah sosok gadis yang ceria, penuh semangat dan tegar menghadapi masalah. Bu Nur berencana membuka kasus itu kembali. Ia akan menuntut keadilan untuk putri semata wayangnya dengan menemukan dan menghukum pelaku pembunuhan putrinya seberat-beratnya.
Keyla meraih map cokelat yang ada di laci meja kerjanya. Tertulis di sana Catatan Investigasi Kematian Putri Amelia di sampulnya. Keyla membaca ulang laporan kasus bunuh diri itu yang dibuat oleh kepolisian. Di halaman pertama tertulis laporan kasus.
Seorang gadis remaja berinisial PA, 17 tahun, ditemukan meninggal dunia dalam keadaan bersimbah darah dengan luka di leher. Korban ditemukan di ruang tamu di sebuah rumah yang sedang dalam keadaan kosong karena ditinggal kerja oleh penghuninya. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas perkelahian di sekitar tempat korban diketemukan. Pada tangan korban tergenggam erat sebilah pisau. Tidak ditemukan sidik jari orang lain pada pisau tersebut. Kesan pada tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan peristiwa bunuh diri. Korban diduga mengalami depresi karena mengetahui kekasihnya berselingkuh saat mereka menjalani hubungan jarak jauh. Hal itu dibuktikan dengan adanya chat terakhir korban dengan pacarnya yang mengungkapkan kekecewaan yang ia alami.
Keyla membuka halaman berikutnya. Terlihat dengan jelas goresan luka di leher bagian kanan korban yang masih bersimbah darah dari beberapa foto korban yang diambil di TKP.
“Saya akan menjelaskan laporan hasil evaluasi dan pemeriksaan kasus kematian putri Anda. Maaf, ini mungkin hal yang tidak menyenangkan, tapi tolong Anda lihat catatan investigasi ini.” Keyla menyodorkan sebuah map berwarna cokelat.