“ Irham, bisa papa bicara sebentar dengan kamu? “. suara serak ayahnya menghentikan langkah irham menuju mobilnya.
“ Iya pa, ada apa? “
“ Nanti malam sahabat lama papa mengundang kita makan malam bersama di rumahnya, jadi kamu harus pulang sebelum Isha, kamu mengerti? Papa mohon kali ini kamu harus luangkan waktu kamu, dia ini sahabat papa yang paling baik “ kata dengan penuh pengaharapan sambil menepuk pundakku.
“ Iya pa, InshaAllah Irham usahain “
Hari senin adalah hari yang paling tak disukai oleh Arini, karena ia sering telat di hari itu, serasa sulit move on dari hari sabtu dan minggu. Namun tak bisa dia pungkiri hari ini begitu indah. Langit yang cerah, awan biru bergelombang, mentari yang tak terlalu pekat, namun sangat pas menerangi sudut-sudut kota jakarta yang ramai.
Hari ini Arini tak naik ojek online ke kampusnya, kebetulan hari ini dia bisa move on dari hari sabtu dan minggu. Jadi apa salahnya sedikit berjalan-jalan sambil menikmati suasana pagi ini.Angkutan umum yang dia tunggu-tunggu sudah tiba dihadapannya, langsung ia bergegas naik, Arini tak mau kehabisan angkutan umum lagi.
“ Lahhh... gimane sih pak kok berhenti“ Teriak ibu-ibu didepan kursiku sambil memegang barang dagangannya.
“ Kagak tau nih, di depan pada berhenti, sebentar ya buk saya cek dulu “ sahut bang sopir.
Tiba-tiba dengan tergopoh-gopoh bang sopir berlari ke arah angkot.
“ Ade ape bang? “ tanya si ibu tadi.
“ Begini, sebelumnya saya mohon maap nih sama bapak, ibuk, dan adek-adek semua. Kayaknya ni macet panjang nih, karena ada kecelakan di depan “
“ Astagfirullah... yang bener pak? “. seru si ibu tadi, seketika riuh suara di dalam angkutan, menandakan mereka akan terlambat ke tujuan masing-masing.
“ Trus udah di bawa ke rumah sakit pak? “. kali ini aku memberanikan diri untuk bertanya.
“ Belom neng, tapi katanya sih udah di telfon ambulance, karena macet mungkin agak lama “
“ Wahhh bisa kehabisan darah dong tuh orang “. kataku, sambil turun keluar angkutan, karena kuakui di dalam sangat panas.
“ Eh neng mau kemana? “ . “ Sebentar pak saya mau lihat “.
Dengan gaya sok wonder woman aku langsung berlari ke temapt kejadian, padahal aku paling takut melihat yang namanya “Darah”.
“ Astagafirullah... pak, ini harus segera di bawa ke rumah sakit, kalau ibu itu kehabisan darah dia bisa mati di tempat, lagian ambulance juga bakal lama datang apalagi ini macet pak “ ocehku sok tau, pada pak polisi yang sedang berjaga di TKP.
“ Iya neng saya tau, tapi kita udah panggil ambulance, gimana dong “
“ Gak bisa pak, lihat darahnya terlalu banyak “ . tiba-tiba muncul sebuah ide di otakuu.
“ Bapak kesini ada bawa mobil polisi kan? “ . “ iya ada neng “