Sedikit demi sedikit semburat cahaya mulai masuk menembus kornea mataku, namun kepalaku masih enggan untuk sadar. Semakin cahaya itu masuk semakin kepala ini enggan untuk diterangi oleh sang cahaya.
“ Sakit sekali kepalaku “ batinku sambil memegang kepalaku yang terasa seakan tak bertulang.
“ Neng... Alhamdulillah neng udah sadar? “ sebuah suara yang sangat ku kenal semenjak kejadian 2 jam yang lalu.
“ APAAA??? 2 jam? Berarti aku sudah terlambat masuk kelas, bisa-bisa tuh dosen killer ngamuk nih “ batinku tersadar dari alam bawah sadar ini. Seketika otakku mulai bisa diajak bekerjasama, langsung ku menurunkan kaki sebelah kiriku.
“ Loh neng mau kemana? Tangan neng lagi di infus tuh “
Dengan spontan langsung kulihat tangan kiriku yang sudah di tusuk oleh jarum dan di aliri selang itu. Ntah mengapa tangisanku langsung buyar.