Esok malam, iring-iringan sembilan kapal berangkat dari Cirebon. Pelayaran berlangsung aman, tanpa ancaman dari pihak Belanda, sisa-sisa pelaut Portugis, atau bajak laut. Beberapa jam berselang, Pelabuhan Demak tampak di ujung pandangan hingga akhirnya kapal tambat di galangan Demak.
Dibantu petugas bongkar muat, para pedagang menggelar dagangan sementara para prajurit partikelir menggelar rapat menentukan rute dan taktik melanjutkan perjalanan. Malam berikutnya, ketika emas para pedagang bertambah banyak dan para prajurit partikelir teguh hatinya, iring-iringan siap berlayar.
Saat hendak menarik sauh, datang kurir Najwa binti Hawqal yang memberikan surat bersegel kepada kapten-kapten kapal prajurit partikelir. Dalam Bahasa Jawa-Banten yang ditulis dalam Huruf Arab Pegon, surat bersegel untuk Kapten Tubun berbunyi:
Kepada YTH Kapten Kapal Sabakingking
Kami ucapkan selamat yang sebesar-besarnya karena Anda beserta rombongan berhasil berlayar di laut Batavia hingga berlabuh ke Cirebon, sahabat dagang kami di Laut Jawa. Ucapan selamat terus kami sampaikan karena taktik rombongan Anda terbukti lebih unggul daripada jumlah meriam yang kami siapkan di laut-laut kami.
Gelderland, yang anda karamkan dengan mudahnya, dibangun sesuai rancangan karya insinyur-insinyur Republik Netherland. Namanya kami ambil berdasarkan nama salah satu provinsi terbesar negara kami. Kapal model baru tersebut adalah kebanggaan kami.
Namun demikian, kami yakinkan kepada Anda, hilangnya Kapal Gelderland dari perbendaharaan kapal kami justru memberi pencerahan tersendiri. Tindakan Anda sama sekali tak merugikan kami, melainkan memperjelas sejumlah hal penting, di antaranya:
Pertama, kami mengetahui kelemahan terbesar Gelderland beserta model-model kapal kami. Pada era ini, di laut ini, kapal-kapal modern yang diawaki sedikit pelaut justru berdampak buruk bagi keselamatan kapal itu sendiri. Akan kami siapkan awak yang cukup untuk mengoperasikan meriam dan memanuver kapal secara bersamaan.
Kedua, kami menyadari Gelderland sulit dikalahkan dalam perang terbuka. Karena itu, kami akan memperketat pengamanan dan menciptakan taktik lain untuk menjaga supaya kapal-kapal sekelas Gelderland tetap melaut.
Ketiga, kami menyadari Anda bukanlah perwakilan atau prajurit resmi Wahanten. Segala aksi tempur yang anda lakukan di laut merupakan tindak kriminal yang bertentangan dengan hukum kesultanan, kerajaan, atau negara mana pun. Karenanya, Anda beserta iring-iringan "prajurit partikelir" secara hukum merupakan bajak laut.
Terkait urusan ketiga, kami telah sampaikan surat bersegel ke sejumlah kerajaan supaya terang adanya bahwa Sabakingking, Hangzhou Huo, Hiu Putih, Serambi Ramadhan, dan Troy merupakan buronan yang perlu diberantas.