Ini Bukan Laut Belanda

Charisma Rahmat Pamungkas
Chapter #15

Surat untuk Sahabat

Kepada sahabatku, Caeff

Duhai Sahabatku. Sedang sibuk apa kau hari-hari ini? Apakah persediaan beras di Cirebon sudah kembali seperti semula? Terlepas dari ini sudah musim panen atau belum, aku harap usahamu terus lancar meski ayahku yang serakah itu memborong semua beras dari Cirebon.

Dalam surat terakhirmu, kau bilang ayahku akan mengadakan upacara penobatan untukku. 

Seperti semua informasi yang kau sampaikan sebelumnya, lagi-lagi kau benar. Upacara penobatan itu berlangsung meriah semalam. Sepertinya, ayahku akan mengadakan upacara yang sama selama beberapa hari ke depan.

Namun demikian, izinkan aku berkata-kata kasar, Sahabatku. Janganlah sakit hati karena kata-kata kasar ini kutujukan untuk ayahku, bukan untukmu. 

Bajingan! 

Si tua bangka itu masih saja rakus kekuasaan.

Kupikir, dia akan menyingkir dari takhta dan menghabiskan waktu tuanya dengan tenang bersama Pangeran Purbaya di Kepulauan Seribu. 

Kupikir, aku akan mendapatkan takhta, yang kuyakin dia tahu bahwa aku menginginkan takhta itu untuk membangun Banten hingga masa keemasan. Kalau ada logam lebih mulia daripada emas, kubawa Banten mencapai taraf itu, Kawan!

Hanya saja, aku dikhianati oleh harapan dan oleh ayahku sendiri. Bayangkan! Setelah semua laporan dan analisis kenegaraan yang kubuat dengan saksama, dia seharusnya tahu aku cakap dan bijak dalam memimpin negeri ini melebihi kecakapan dan kebijaksanaannya.

Bukannya memberiku jabatan sultan, dia malah menjadikanku Penanggung Jawab Urusan Dalam Negeri. 

Jabatan macam apa itu?

Yakinlah aku jabatan yang dibuat-buat ini hanya ada di Banten. Dan, seperti yang kau kira, Kawanku. Aku tak diberikan pasukan.

Ayahku, di sisi lain, terus bercokol sebagai sultan dan mengangkat Pangeran Purbaya sebagai Penanggung Jawab Urusan Luar Negeri bersama dirinya. Bayangkan! Purbaya yang kerjanya hanya manggut-manggut semua perkataan ayahku juga diberi naik jabatan. Mana adilnya?

Kawanku, 

Kupikir upacara penobatan ini akan menjadi titik balik untuk merekatkan hubungan Banten dengan Belanda. Akan tetapi, tidak. 

Lihat selengkapnya