INI CERITAKU

Adri Adityo Wisnu
Chapter #4

ALYA

Pertama kali gue naksir sama cewek itu waktu umur gue 11 tahun. Sebelumnya sih gue udah punya ketertarikan sama cewek… cuma bentuknya dua dimensi. Nah, kelas 6 SD adalah pertama kalinya gue naksir cewek yang beneran ada di dunia nyata.

Namanya Alya. Dia teman sekelas gue. 

Dia bukan tipe cewek yang cantiknya setingkat selebgram atau pemain film. Alya itu tipe yang kalau lo lihat sekilas, dia akan kelihatan biasa aja. Tapi kalau lo perhatiin lebih lama, lo bakal sadar kalau dia sebenarnya manis. Gue udah kenal Alya sejak kelas 4 SD, karena kami pernah sekelas, dan waktu itu… ya, dia cuma Alya. Nggak ada yang spesial. Gue ngeliat dia pun nggak ada sensasi apa-apa.

Tapi di kelas 6 semuanya berubah. 

Waktu itu kelas kami sedang pelajaran Bahasa Inggris. Mata pelajaran Bahasa Inggris adalah satu-satunya pelajaran yang gue suka dan bisa, jadi setiap pelajaran itu gue akan memberikan seratus persen fokus gue untuk memperhatikan pelajaran. Materi hari itu adalah tentang penampilan fisik. Kami harus maju ke depan kelas satu persatu untuk mendeskripsikan penampilan fisik yang kami miliki, semisal tinggi badan, rambut panjang atau pendek atau sebahu, bibir tebal atau tipis, warna kulit cerah atau cokelat, dan sebagainya. 

Ketika gilirannya Alya maju dan mendeskripsikan penampilannya, itu adalah pertama kalinya gue benar-benar memperhatikan dia. Ternyata Alya… menarik.

Bibirnya tipis dan kecil, dan itu yang bikin senyumnya kelihatan manis banget. Sorot matanya lembut, tipe tatapan yang nggak cuma dilihat, tapi dirasain. Yang bikin hati lo adem karena rasanya kayak dipeluk diam-diam lewat pandangan. Dan yang paling gue suka: lesung pipinya. Muncul tiap dia senyum atau ketawa pelan.

Sejak hari itu, gue naksir Alya habis-habisan. Entah kenapa semuanya berubah begitu aja. Gue mulai sering memperhatikan dia dari jauh; waktu dia lagi serius belajar, atau ketika dia ngobrol sambil ketawa kecil sama teman-temannya. Pernah juga satu kali gue lihat dia cuma duduk dan ngelamun, dan ternyata… tetap enak dilihat. Kayak dia punya cara sendiri buat tetap menarik bahkan tanpa ngelakuin apa-apa. Dan ya, memperhatikan Alya dari jauh jadi satu-satunya hal yang bisa gue lakuin. Soalnya pada masa itu, gue sama sekali nggak berani ngomong sama cewek selain nyokap gue. 

Saking nggak bisanya gue ngomong sama cewek, kalau ada cewek yang tiba-tiba nanya sesuatu ke gue, jawaban gue pasti kacau.

Waktu kelas 4 SD, gue pernah jadi ketua kelas. Suatu hari setelah jam pelajaran terakhir selesai, ada satu teman cewek gue yang nyamperin dan nanya, “Adri, yang piket bersihin kelas hari ini siapa aja?”

Karena kaget didatengin tiba-tiba, otak gue belum sempat mikir jawaban yang bener, sementara mulut gue udah keburu jalan duluan. Antara mulut dan otak nggak sinkron, dan yang keluar dari mulut gue adalah:

UYAWAW!

Gue nggak mau itu terjadi sama Alya, maka sebisa mungkin gue meminimalisir interaksi sama dia. 

Lihat selengkapnya