Inikah Cinta?

Affa Rain
Chapter #5

Cemburu

Satu bulan kemudian…

Rafa, Meita, Bara dan Lili sedang sibuk editing naskah dan foto untuk persiapan mading di ruang OSIS. Lili sibuk menggunting hiasan kertas untuk mading. Bara editing foto. Meita mendampingi Rafa editing naskah cermin milik teman mereka.

"Cerita menarik tuh Fa," ujar Meita.

"Masa sih?" jawab Rafa sembari menatap naskah cerita mini di monitor komputer.

"Kisah soal apa memangnya Mei," tanya Lili. Bara diam dan tampak fokus mengedit foto.

"Kisah seorang pria yang sangat merindukan kekasihnya. Tapi sang kekasih ternyata udah punya pacar," Meita menjelaskan.

"Itu sih biasa,"celetuk Lili.

"Tetapi sang pria akhirnya dapat meraih kembali cintanya.Wow romantis, Li. Perjuangannya keras banget tuh," ujar Meita dengan mata berbinar.

"Oh andai Gerry bisa mencintaiku seperti itu… pasti aku akan bahagia," Meita mulai berkhayal. Dia tersenyum sendiri seraya membayangkan wajah Gerry yang tampan tersenyum dan menggenggam tangannya.

"Dia cowok cool dan perhatian banget sama temen-temen," Meita yang terlihat polos kini duduk mendekati Lili.

Lili terlihat sebel dengan Meita. "Aku lagi sibuk tahu," ujar Lili.

Meita yang sudah berada di dekatnya tersenyum.

"Ayo bilang bahwaaku serasi sama cowok beralis tebal dan hidung mancung itu kan, Li?"

Plak! Sebuah buku mendarat di dahi Meita. "Sadar Mei. Siang bolong khayal aja."

Meita meringis. "Ga boleh khayal ya?"

"Iya. Tapi Gerry kayaknya lebih suka sama Rafa ketimbang kamu tahu. Ya kan, Bar?" ujar Lili. Pertanyaan itu membuat Rafa dan Bara terkejut.

"Apa, ehm… mana aku tahu..."Bara gelagapan.

Sementara Rafa memilih diam. Dia mengambil flash disk dari komputer.

"Ini udah selesai," ujar Rafa menyodorkan flash disk putih kepada Meita. Dia baru akan melangkah keluar ketika Bara mencegatnya.

"Fa, kita mau ada meeting sepuluh menit lagi," ujar Bara berusaha mencegah Rafa pergi. Dia juga tampak menenangkan hatinya ketika Rafa meninggalkan dirinya di taman usai mengungkapkan perasaannya sebulan yang lalu.

"Aku mau ketemu Pak Maruli,"ujar Rafa.

"Boleh aku temani? "Bara tersenyum.

"Cuma bentar kok, Bar," ujar Rafa tersenyum.

Baru saja Rafa selesai berbicara, dari pintu Gerry muncul membawa satu kotak cokelat pisang.

"Fa, ini buat teman-teman," ujar Gerry. Rafa segera meraih bungkusan itu.

"Makasih ya Ger." Rafa lalu menyimpan kue itu di atas meja. Meita dan Lili senyum senyum di meja sebelah mereka.

"Oh ya Ger, tadi Meita nanyain kamu tuh,"kata Bara.

Gerry tersenyum dan masih berdiri di depan pintu. Dua langkah dari tempatnya, Bara dan Rafa berdiri berdekatan.

Lihat selengkapnya