"Pasti ada jalan, jangan putus asa. Aku punya ide," Drole menggelayut di lenganku.
"Apa?"
"Aku akan terbang ke atas dan melihat jalan tercepat. Lalu aku turun lagi untuk menuntunmu sampai keluar," jelasnya riang.
"Itu terdengar sangat mudah. Apa akan lancar begitu saja?" tanyaku tak yakin dengan perkiraan kucing perak itu.
"Kita tidak akan tahu sebelum mencoba," Drole mencoba menyakinkan.
"Baiklah, cepat lakukan. Aku tidak mau berlama-lama di tempat angker ini."
Aku akhirnya setuju. Tidak ada pilihan lain. Drole segera terbang setinggi kira-kira dua puluh meter. Setelah itu dia melihat ke seluruh penjuru lembah dengan cermat menggunakan bola matanya yang jernih. Tak lama kemudian dia turun.
"Sudah dapat?" tanyaku tak sabar.
"Kita ambil jalan di sini-", Drole menunjuk arah di samping kananku."-lurus terus, kira-kira lima kilometer kita sudah tiba di titik akhir Lembah Iblis."
"Lima kilo? Yang benar saja!"
"Ini masih beruntung kita jatuh di kawasan lembah bagian pinggir. Bagaimana jika di tengah-tengah lembah? Itu bisa berjarak puluhan kilo."
"Mengapa lembah buruk ini sangat luas," gumamku kesal.
"Ayo! Ikuti aku!" Drole mulai meninggalkan tempat pendaratan kami ini.
Aku segera menyusul. Mengekor di belakang cahaya hijau kucing itu.Drole terbang setinggi pundakku. Ia juga menyesuaikan kecepatan denganku yang berjalan di tanah.Tempat ini sungguh tidak sehat. Paru-paruku rasanya sesak sekali.Tumbuhan hitam yang kami lewati seakan-akan bergerak ingin menangkap kami.
"Drole! Apa Kau merasa ada yang mengawasi kita?"
"Bahkan sejak kita jatuh dari langit sudah ada yang mengincar," Drole menoleh sebentar untuk memastikan keadaanku. Aku mendengus sebal. Aku mempercepat langkah kaki. Ranting-ranting pohon tanpa daun melambai. Ada beberapa yang mengores lenganku. Apakah mereka hidup?- maksudku bisa bergerak kesana kemari.
Wuuss wuuss
Banyak bayangan hitam melewati kami. Asap hitam tampak menari-nari di udara. Tiba-tiba...
"KHAAAAAA!!!"
"WAAAAA!!!"
Aku menjerit keras saat salah satu bayangan hitam itu melesat cepat ke arahku dengan teriakan menggelegar dan nyaring.
"Lari Nona!" Drole menarik tanganku. Menuntun ke arah yang benar.