Inmuia

KOJI
Chapter #17

Red Ice dan Canna

Rencana selalu mengawali hasil rancang paripurna; siasat dapat membuka jalan meraih kemenangan sempurna. Itulah rumus dalam menetapkan hukum-hukum keadilan yang kupegang kukuh. Yura yang akan menyematkan "Stefan Geza", sekaligus mencabik-cabik moralitas semu para pendusta; memasung dan mengoyak adab kotor Kaum Pendosa serta membawa mereka bersamaku ke dasar palung neraka.

Aku sudah menceritakan pada ayah dan ibu jika sudah berhenti bekerja di Bosendere, tetapi aku berbohong mengatakan telah mendapat pekerjaan lain. Dimulai dari pagi sampai sore hari, aku berada di tempat sahabat, berselancar mencari informasi yang kubutuhkan untuk menjalankan eksekusi. Sebenarnya bisa saja aku mencari informasi di internet melalui ponsel, tetapi tempat sahabatku adalah yang terbaik untuk mengisi waktu luang.

Itulah yang kulakuan selama tiga hari pertama sejak dari toko suvenir. Pada malam hari, aku merancang siasat yang akan kujalankan. Rancanganku terbagi menjadi dua bagian. Pertama, menghabisi Ehrlich, serta Hans dan kawan-kawan yang menyakitiku secara langsung. Rancangan kedua, melakukan pembunuhan pada masyarakat biadab secara acak dan bersamaan.

Untuk menjalankan rancangan pertama, aku membutuhkan tempat yang aman dalam menjalankan aksiku. Gudang tua tempat Hans dan kawan-kawan menganiayaku merupakan tempat yang tepat. Setelah itu aku harus dapat memancing, lalu menghabisi mereka di sana. Aku membagi ke dalam tiga waktu berbeda untuk menjalankan aksiku. Pembagian tersebut berdasarkan tingkat perlakuan buruk mereka kepadaku. Ehrlich akan menjadi korban pertama. Teman-teman Hansbadalah sasaranku berikutnya. Terakhir, Hans dan Liesel akan menjadi penutup yang sempurna. Berdasarkan informasi yang kudapat dari dunia maya, polisi akan mencari orang hilang setelah 24 jam tidak ditemukan. Karena itu aku harus dapat menghabisi mereka kurang dari satu haribdan segera melancarkan rancangan kedua.

Tugasku sekarang ialah mencari cara agar mereka ke gudang tua. Memancing Ehrlich tidaklah sulit dan sudah dalam perencanaan matang. Sedangkan untuk memancing Hans dan kawan-kawan, aku dapat menggunakan pola yang sama seperti pada Walden dan Iandra: mencari kelemahan dan mengancam mereka supaya mau datang ke gudang tua.

Karena alasan itulah sekarang aku berada di dekat sekolah, menunggu kepulangan mereka. Aku datang ke sana setengah jam sebelum jam pulang, sehingga tak perlu waktu lama menunggu mereka.

Kutarik tudung jaket menutupi kepala, merapatkan jaket, lantas menyelisik siswa-siswa yang menghambur keluar dari gerbang sekolah. Tak lama kemudian Hans dan kawan-kawannys pun terlihat. Diam-diam aku mengikuti mereka dari belakang. Setibanya di pertigaan jalan di dekat sekolah, mereka berhenti. Dalam jarak kurang dari tiga meter, aku mendengar percakapan mereka dari balik halte.

"Kalian mau ke mana? Mencari tempat sepi?" Beatrice bertanya. Senyumnya sedikit mengerucut, seraya melirik pada Liesel.

"Tidak perlu. Bukan begitu, Lies?"

Liesel merapatkan tubuhnya pada Hans. "Ada cara lain yang lebih menyenangkan."

"Aku tahu. Kalian mau mengundang Mr. Spock ke dalam 'sesi panas' kalian, kan?!" celetuk Vier.

Liesel mendengkus kesal. "Lebih baik mati ketimbang bersama anak aneh itu!"

"Ah, tetapi kamu pernah mengencaninya, Sayang." Hans menggoda.

"Kalau bukan karena kamu yang menyuruhku, mana mungkin aku mau?! Itu adalah masa-masa paling buruk sepanjang hidupku!"

Beatrice segera menyahut, "Harusnya kamu senang karena Hans menyuruhmu untuk selingkuh."

"Memang jelek sekali pikiran Hans-ku." Telunjuk Liesel mencolek pipi Hans.

Hans dan kawan-kawan tergelak, membuat darahku mendidih. Namun, perasaan kesal segera kutepikan. Tak mengapa memendamnya sementara demi membalas mereka puluhan kali lipat. Aku kembali menyimak pembicaraan mereka, mencari celah yang dapat mengukuhkan tekadku.

"Kalau begitu sampai bertemu besok, Kawan!" Hans melingkarkan tangan di pinggang Liesel lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

Lihat selengkapnya