"Ei cred că totul se termină."
"Ei cred că totul se termină."
"Ei cred că totul se termină."
"Mereka pikir semua telah usai."
Tidak. Sebelum yura absolut mengukuhkan presensi arogansiku.
Sebelum "Stefan Geza" berhasil tersemat utuh di dalam diriku.
Mereka akan memuai, kemudian hangus dalam bara dendamku.
Mereka akan terkarut dan tercabik oleh amarahku.
Mereka akan tertikam peluru-peluru tajam dari besi di tanganku.
Akulah Hakim atas kepalsuan mereka.
Akulah pengadil atas ketamakan mereka.
Dera dan siksa akan mereka hadapi.
Derita dan nestapa akan mereka lalui.
Tiada jeda.
Tanpa henti.
Inmuia!
***
Akhir nestapaku kian dekat seiring langkahku memasuki Bosendere. Pandanganku mengedar di dalam ruangan. Masih banyak bangku kosong di sekitarku. Saat ini memang masih terlalu pagi, tak heran jika Bosendere belum banyak pengunjung. Menunggu sementara sampai bangku-bangku terisi merupakan pilihan terbaik. Aku pun duduk di salah satu bangku yang berada di tengah ruangan.
Kehadiranku sudah pasti menarik perhatian karyawan Bosendere, terutama Walden dan Iandra yang segera menghampiri. Aku sudah bisa menerka mereka akan memberi sambutan buruk.