Inside The Island

Mukti Hidayat
Chapter #1

Prologue

Pulau Nusakambangan, lokasi tepatnya dirahasiakan, hari sabtu, pukul 00.00

Pria gondrong itu berdiri terikat pada tiang beton. Seluruh kepalanya ditutup oleh kain hitam, ia terlihat tenang sambil berdoa pelan walau tahu sebentar lagi akan menjadi salah satu penghuni neraka jahanam. Ada dua belas regu penembak berjarak lima meter dari pria itu, mengacungkan senjata api, bersiap mengeksekusi.

Tak lama kemudian selusin bedil menyalak dari senjata SS1-V1 dengan kaliber 5,56 mm buatan Pindad itu. Ada peluru tajam yang mengenai jantungnya. Pria itu terkulai. Sejenak kemudian tampak geliat kecil dari tubuhnya, tetapi saat dokter mendekat untuk memastikan, si gondrong dinyatakan telah tewas tanpa harus melakukan penembakan terakhir.

Komandan regu penembak terlihat bernapas lega, walau sudah terbiasa, tetapi melakukan penembakan terakhir dengan cara menempelkan ujung laras senjata genggam ke arah pelipis tepat di atas telinga terdengar begitu kejam.

Dokter memastikan lagi, ia mengangguk yakin kali ini. Eksekusi berjalan lancar dengan sekali tembak. Namun, saat dokter berdiri, regu penembak menyaksikan pergerakan pria gondrong itu, menggeliat, lalu berdiri, lantas menyodorkan mulutnya ke arah leher dokter di depannya.

*

Lihat selengkapnya