INSIGHT

Yunita Widia
Chapter #2

A-nomali

°•°•°•°•°•

      Seperti imbauan dari adik kelasnya kemarin, bahwa Bhima hari ini harus mengisi kegiatan ekstrakurikuler Teknologi dan Informatika. Kegiatan yang bertempat di IT Class Program (Information Technology Class Program). Sebuah ruangan yang didesain khusus bagi siswa untuk kegiatan tambahan maupun mengembangkan bakat mereka dalam bidang informatika.

   Dengan layar proyektor yang telah menyala, menjadikan pusat perhatian seluruh siswa di ruangan ini. Para siswa duduk rapi dengan layar komputer atau laptop di depannya.

"Pastikan di komputer kalian masing-masing sudah menginstal Adobe Ilustrator, karena materi hari ini yang akan kita bahas adalah fitur-fitur adobe ilustator serta cara penggunaannya."

Ia yang semula berdiri di depan, melangkahkan kaki mengelilingi anggota lainnya. Ada beberapa dari mereka yang kebingungan membuat sebuah desain dari aplikasi tersebut. Ia mencoba membantu mereka, melewati barisan siswa yang tengah sibuk.

Bhima berhenti di meja paling tengah, seorang tengah sibuk memutar jemari telunjuknya di atas touchpad. Namun tatapan matanya tidak melihat laptop, ia menerawang jauh ke jendela.

"Mau bikin apa?" Tangan Bhima terulur memegangi touchpad itu sembari melihat layar laptop yang masih kosong.

"Eh." Irena terlonjak kaget, sejak kapan Bhima berada di belakangnya. Tangan cowok itu kini menari indah mengarahkan kursor untuk membuka sebuah program.

"Ngagetin aja sih lo Bhim." Irena menetralkan pernapasannya karena terkejut, "Lo bisa geser dikit ngga, Bhim?"

Ia melirik posisi Bhima yang sangat dekat dengannya, hanya beberapa senti. Apalagi wajahnya yang fokus mengamati layar, terlihat jelas dari samping oleh Irena. "Bentar ah."

Bhima menegakkan kembali tubuhnya. "Lo mau bikin apa?" Namun ia mengerutkan keningnya karena teringat sesuatu. "Eh sejak kapan lo gabung kesini?"

Irena mengembuskan napasnya panjang-panjang, malah lebih tepat meniup poni rambutnya. Kebiasaan gadis itu ketika sedang malas menjelaskan. "Gue pengen belajar caranya bikin tema power point."

"Oh, gue kira lo salah masuk ruang." Karena memang tidak biasanya Irena mau bergabung dengan forum seperti ini."Kenapa ngga nyoba download aja?"

"Ngga mau, nanti kalau gue pakai buat umum malah kena copyright atau malah dikira nyuri karya orang."

"Lo salah waktu, sekarang bukan waktunya buat belajar bikin tema power point."

Begitulah ucapan Bhima sebelum ia kembali ke depan menerangkan materi. Sedangkan Irena, ia berdoa dalam hati agar kegiatan ini segera selesai,sekarang pukul empat semoga jam lekas menunjukkan pukul lima sore.

Sebenarnya Irena bisa saja langsung keluar dari ruangan ini tanpa harus berpamitan karena yang berbicara di depan hanyalah teman kelasnya sendiri. Tetapi melihat ruangan ini yang dipenuhi adik kelas, jiwa tengsin Irena muncul. Mana mau dia dicap sebagai kakak kelas yang seenaknya aja keluar masuk ekstra.

"Lo ke ruang IT Class Program aja Ren, kebetulan hari ini jadwalnya desain grafis, pas banget lo minta tolong mereka buat bikin tema power point."

"Ketuanya kelas 11, cuman adik kelas mah nyantai aja."

Itulah perkataan Nadia tadi siang. Ia mendapatkan tugas membuat power point menarik untuk kegiatan besok. Maka dari itu setelah pulang sekolah, Irena melesetkan kakinya ke ruangan ini. Hanya bermodal keberanian ia memasuki ruangan yang diisi oleh siswa-siswa asing baginya. Kecuali Bhima, salah satu anggota ekstrakurikuler ini yang sudah aktif sejak kelas 10.

Tidak, Irena bukan orang yang anti dengan ekstrakurikuler seperti ini. Hanya saja, ia tidak suka menghabiskan waktu untuk kegiatan di luar akademik dan pasti itu bukan bidangnya.

~•••~

     Irena terpaksa turun dari lantai 2 dengan tangan kosong, ia mengdengkus kasar. Melewati adik kelas yang sudah berhamburan ke parkiran. Benar, kegiatan ini hanya diikuti oleh siswa kelas 10 dan 11. Yang Irena lihat mereka seperti anak-anak hidup tanpa beban, mereka seolah menjadikan kegiatan tersebut sebagai pelepas penat.

Melewati area lobi yang mulai sepi, ia mendengar teriakan seorang cewek.

"Irena!"

Ia kira Nadia sudah pulang, eh masih ada nongkrong di sekolah. "Gimana, udah sampai mana lo bikin materi?"

Gadis menolehkan kepala dengan malas, memutarkan bola matanya sinis. "Lo bohongin gue ya? Hari ini ekskulnya ngga bahas tema power point."

"Ya sebenarnya gue ngga tahu sih Ren materi ekskul informatika itu apa, yang jelas hari ini jadwalnya desain grafis, gue kira lo bakal diajarin desain power point." Jawab Nadia.

"Ngga ada, hari ini ngga bahas itu. Lo sok tahu banget jadi orang, nyesel gue kesana. Di situ isinya cuman adik kelas, gue sama Bhima aja yang paling tua."

"Wah bagus dong, Bhima teman sekelas lo kan? Kan bisa diajarin bareng?" Irena mendecih mendegar perkataan itu. "Semangat ya! Jangan lupa besok materinya udah harus siap, gue cabut dulu." Nadia menepuk bahu Irena langsung meleset pergi.

Cewek itu bukan sahabat Irena yang kenal lama, Nadia adalah siswi kelas lain yang satu forum dengan Irena selama kelas dua belas ini. Kegiatan tambahan yang disebut Social Study, forum belajar kelas 12 yang membahas mengenai materi soshum utbk. Kebetulan Irena mendapat jadwal membuat materi untuk pertemuan besok.

"Emang dasar lo ya, Nad! Kunti sekolah! Seenaknya aja harus menuntut, materi mah emang harus didesain pakai power point yang bagus, hah!? Yang penting itu mudah dipahami!" Irena memaki dari tempatnya berdiri. Padahal Nadia sudah pergi jauh ke pintu gerbang.

Andai tadi Nadia tidak menuntut banyak soal materi, mungkin ia sudah membuat materi itu tadi sepulang sekolah. Nyatanya, Nadia memaksa Irena datang ekskul yang malah ia tidak mendapatkan apa-apa.

Di atas lobi, terdapat ruang komite sekolah. Di bagian ruang tunggu, katanya koneksi wifi super cepat. Makanya banyak teman-teman sekelasnya yang hobi nongkrong di sana hingga sore hari.

Irena membuka laptopnya untuk mencari materi yang dibutuhkan. Dari lantai dua ini, yang tak jauh dari jendela terlihatlah siluet pepohonan karena sinar matahari yang kian meredup melalui barat.

"Tumben banget lo kesini? Ngga sibuk belajar sama teman-teman baru lo itu?!"

Ia menoleh ke sumber suara karena terkejut, sudah sore hari, ia kira sudah tak siswa yang masih di sekolah. Oh iya ia melupakan sebuah fakta, bahwa Bhima seorang pemburu wifi yang betah berjam-jam di sekolah. Bahkan katanya pernah nginep di sekolah cuman untuk membuat program aplikasi?

Cowok itu mendekat. "Udah sore, bentar lagi gelap. Ngapain lo ngga pulang? Entar diusir Pak Tarjo baru tahu rasa."

"Anak TK juga tahu kalau sore bentar lagi gelap."

Lihat selengkapnya