Kamu lahir dari rahim seorang ibu.
Perempuan yang bisa jadi tidak kamu harapkan menjadi sosok ibumu karena ia tak mampu memenuhi seluruh hasratmu.
Kamu menginginkan mainan dan ibumu hanya bisa berkata, “Nanti kalau ibu sudah punya uang ya, Nak.”
Begitu pun ketika kamu meminta jajan, pakaian baru, juga semua keinginan yang kebanyakan lahir dari nafsumu, ibumu hanya bisa berkata, “Nanti kalau ibu sudah punya uang ya, Nak.”
Meskipun kamu tak pernah menginginkan lahir dari rahimnya, tapi ibumu sudah sekian lama menantikan kehadiranmu.
Ia sudah tak sabar untuk menggendongmu, menetekimu, merawatmu, dan membesarkanmu.
Ibumu sudah tak sabar melihatmu tumbuh menjadi anak yang hebat, anak yang saleh-salihah.
Tapi mengapa kebencian kepadanya tumbuh di dalam dirimu?
Apakah kamu benci kepada ibumu hanya karena ia orang miskin?
Mungkin kamu tak tahu jika ibumu rela mengatakan sudah makan kepadamu, padahal ia sama sekali belum makan.