Sial, Jeremy menghilang terlalu cepat.
Khansa mengerang kesal. Ia berdiri di depan pintu utama sekolah sambil berkacak pinggang. Tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi adiknya. Anak itu tertangkap basah sedang merokok di kamar mandi, yang sebenarnya Khansa tahu sedang mengonsumsi narkoba. Dia hanya menggunakan rokok untuk pengalih perhatian. Dan bodohnya lagi, Jeremy bolos satu kelas pagi ini dan kebetulan orang yang menangkap basahnya adalah guru kelas itu sendiri.
Benar-benar merepotkan. Untung saja kepala sekolah memilih untuk memanggil dirinya dulu dan tidak langsung ke ayahnya. Khansa terbiasa mengurus segala administrasi dan keperluan sekolahnya dan adiknya seorang diri. Wajar saja ia yang dipanggil kepala sekolah sebagai wali dari Jeremy.
Dan sekarang anak menyebalkan itu malah pergi entah ke mana.
“Hei, Khansa.” Hanny lewat di hadapannya, bersama dengan Phira dan Paul. “Kau sedang apa?”
“Apa kau melihat Jeremy?”
Hanny menoleh kepada Phira dan Paul, tidak yakin.
“Kupikir tadi aku melihatnya berjalan ke arah halte bus,” ujar Paul. “Dia mengenakan hoodie, kan?”
“Makasih!” Khansa segera melesat pergi meninggal ketiga temannya.