Integritas Penyelenggara Pemilu

Yovinus
Chapter #31

31 - Pelanggaran Pemilu Di Tamenung

Busyet. Orang tua itu jam segini sudah bangun. Atau belum tidur?

 

Adelio membuka mata lebar-lebar, menghidupkan lampu baca disamping tempat tidurnya. Meraih telpon genggamnya. “Hallo, Pak?” kata Adelio sambil melirik jam tangannya. Pukul 3.15” dini hari.

Selama Pemilu ini, Memang mereka sama sekali tidak boleh mematikan HP. Harus standby 24 jam. Apa pun alasannya.

“Besok pagi-pagi sekali, berangkat ke Tamenung ya! Ada pelanggaran Pemilu di sana.”

“Apa, Pak?” ujar Adelio terkejut. “Pelanggaran?”

“Ya.”

“Oh. Pelanggaran apa, Pak?”

“Ada pemilih yang setelah mencoblos, surat suara itu di bawa ke TPS lain dan dimasukan ke kotak surat suara di sana.”

“Waduh. Kok bisa seperti itu. Bagaimana belum paham juga prosedurnya.”

“Tanyalah dirimu sendiri. Bimbingan Teknis Tungsuranya. Itukan tugasmu kemarinkan?”

“Siap, Pak.”

Bimbingan Teknis pemungutan dan penghitungan suara memang tidak maksimal, karena kekurangan dana. Hanya 1 orang perwakilan saja untuk setiap KPPS yang di beri pelatihan. Jadi ada kemungkinan sosialisasinya tidak nyampai ke semua jenjang.

 

Waktu itu dia berangkat bersama Irabelle. Suka duka kena hujan, berjalan kaki dibawah hujan di malam hari, menggendongnya. Lalu mereka jadian.

 

“Hallo? Halloo? Dimana kamu?”

“Ya, Pak. Masih di sini.”

“Apa jelas?”

“Maksud, Bapak?”

“Apakah jelas persoalannya di Tamenung itu?”

“Ya, Pak. Jelas. Ada pemilih yang membawa surat suara ke TPS lain.”

“Baik. Jadi, siap selesaikan besok pagi?”

“Siap, Pak.”

“Sip. Pagi-pagi ya. Pada kesempatan pertama.”

“Siap, Pak.”

Adelio menurunkan HP nya setelah terdengar ketua KPU Provinsi mematikan telpon WhattsAppnya. Smartphonenya langsung di charge, power banknya juga langsung di charge juga.

Karena di daerah tempat terjadinya pelanggaran itu listrik PLN tidak beroperasi pada siang hari. Bahkan sinyalpun timbul tenggelam. Sering mereka harus memanjat pohon atau naik ke bukit hanya untuk mencari sinyal.

 

Darimana ketua KPU Provinsi dapat info?

 

Adelio bingung. Secara hierarki seharusnya dia yang terlebih dahulu tahu dan melaporkan ke provinsi, untuk mendapatkan saran solusi dan kebijakan dalam mengatasinya.

Dia lalu mengambil handphonenya kembali, menekan nomor sekretaris KPU Kabupaten, mengetik pesan WA agar disiapkan kendaraan dan segala sesuatunya untuk berangkat ke kota Tamenung pagi nanti.

Tidak ada centang biru di WA-nya. Artinya belum dibaca oleh sekretaris.

 

Lihat selengkapnya