Integritas Penyelenggara Pemilu

Yovinus
Chapter #38

38-Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilu

Pelaksanaan rapat pleno selama empat hari dan tiga malam. Pelaksanaan rapatnya cukup alot. Beberapa kali orang-orangnya partai politik dan kontestan mau menyerbu anggota KPU, tetapi anggota keamanan selalu sigap menjaga mereka. Memang anggota Polri dan TNI bisa diandalkan dalam mengantisipasi dan menganggulangi kondisi-kondisi gawat darurat seperti ini.

Rapat pleno rekapitulasi hasil itu mereka laksanakan tanpa menunggu semua PPK telah berkumpul. PPK yang mana duluan datang, maka langsung membaca hasil pleno di tingkat kecamatan, sesuai urutan kedatangan mereka.

Hanya beberapa PPK yang memang bermasalah sebelumnya, itu ditempatkan di bagian akhir. Anggota PPK yang datang membawa kotak hasil rapat plenonya di tingkat kecamatan, lalu meletakannya di depan meja anggota KPU.

Setiap anggota PPK yang mendapatkan giliran untuk membacarakan hasil pleno tingkat kecamatan, akan maju bersama ketua KPU dan Ketua Bawaslu serta aparat keamanan. Prosesnya mereka membuka kotak suara harus disaksikan semua yang hadir dalam ruangan, terutama KPU, Bawaslu, dan keamanan serta tidak lupa didokumentasikan dengan poto dan video.

Sebenarnya rapat pleno rekapitulasi hasil di tingkat KPU Kabupaten kali ini sangatlah rawan, sehingga beberapa sistem pengamanan dan antisipasi gawat darurat telah dibuat oleh pihak Kepolisian. Bukan hanya Polisi biasa yang ikut mengamankan, tetapi Brimob juga diterjunkan. Sehingga total ada 150 personil polisi biasa dan Brimob yang menjaga dan mengawal proses pleno itu dari awal sampai akhir.

Brimob menurunkan satu unit Barracuda 4x4 lapis baja buatan Doosan Infracore, Korea Selatan. Dengan spesifikasi tahan terjangan peluru sampai kaliber 7,62 mm, bermesin 3.730 cc empat silinder, menghasilkan tenaga 218 PK dan juga terhadap ledakan granat.

Rencananya pada saat yang paling gawat, maka anggota KPU akan diamankan di dalam mobil ini dari amukan masa. Untunglah, sampai selesai pelaksanaan rapat pleno rekapitulasi perolehan hasil, tidak sampai terjadi hal-hal berbahaya yang seperti itu.

Sebenarnya rapat pleno rekapitulasi perolehan hasil di KPU itu, harusnya sudah mulus. Karena sesuai regulasi, maka segala persoalan udah selesai di setiap jenjang dibawahnya. Artinya jika psersoalan itu di TPS, maka harus selesai di tingkat TPS. Jika persoalannya di PPK, maka harus diselesaikan di tingkat PPK.

Yang menjadi masalah di rapat Pleno Rekapitulasi perolehan hasil kali ini, semua persoalan itu tidak terselesaikan di masing-masing tingkatan di bawah, tetapi semuanya di bawa ke rapat pleno tingkat KPU Kabupaten, sehingga menjadikannya sangat alot dan lama.

Rapat plenonya sangat alot, karena semua PPK hasilnya nyaris sangat bermasalah. Adelio melihat bahwa sepertinya ini ada permainan di semua tingkatan. Hal inilah yang menjadikan rapat pleno ini menjadi ramai, alot, dan berbahaya sekali.

Jika semua pihak tidak bermain, maka hasilnya pastilah mulus. Palinglah yang menjadi persoalan hanyalah kesalahan hitung atau kekeliruan dikarenakan oleh human eror saja. Tetapi ini perlu klarifikasi di sana sini sampai perlu rekomendasi Bawaslu, bahkan sampai harus membuka C1 Hologram dan C1 Plano.

Semua caleg, kontestan, dan peserta Pemilu ingin menang dengan menmpuh cara apapun. Bahkan cara-cara kotor pun mereka lakukan, baik dengan cara manipuilasi, kolusi, uang, bahkan intimidasi.

Adelio banyak mendengar bahwa dilapangan sering terjadi kejar-kejaran bahkan dengan senjata tajam. Ini semua adalah ulah mereka, tetapi nantinya yang disalahkan adalah KPU. Padahal KPU hanya mengawal suara mereka. Memang mungkinlah ada diantara para penyelenggara itu yang bermain, tetapi tidak semuanya. Masih banyak para anggota Penyelenggara Pemilu itu yang berintegritas.

Lihat selengkapnya