Di salah satu sisi tempat pelaksanaan acara penutupan Evaluasi itu, ditempatkan seperangkat alat music yang dari merek yang cukup berkualitas buatan negeri Sakura. Meskipun Adelio tahu, alat produksi Jepang itu masih kurang di segi suara Low Range, tetapi baik di suara High Range. Tidak seperti produksi Eropa atau Amerika yang justru sangat bagus di suara Low Range dan Mid Range.
Di salah satu acara, Bapak Wahyu Setiawan sebagai ketua divisi sosiliasi KPU RI saat ini, di daulat untuk menyanyikan lagu kesayangnnya. Ketika dia menyanyi, hampir saja membuat Adelio tertawa karena lagunya adalah kasih Ibu.
Tetapi setelah di pikir-pikir lagi, Adelio merasa bahwa beliau ini pastilah sangat cinta dengan ibunya. Karena lagu yang dibawakannya dengan penuh penghayatan, suaranya lumayan bagus untuk seorang yang bukan penyanyi.
Para anggota rombongan bergiliran untuk menyumbangkan suaranya. Apalagi acara ini adalah acara yang boleh dikatakan sebagai perpisahan, bukan saja perpisahan karena dari sini mereka akan kembali lagi ke daerahnya masing-masing.
Tetapi perpisahan premature kali ini juga karena masa jabatan mereka tinggal sedikit lagi dan belum tentu juga mereka akan bertemu kembali lagi seperti ini. Karena ada yang masa jabatannya sudah dua kali yang artinya tidak boleh lagi untuk mendaftar masuk ke KPU pada tingkatan yang sama. Bagi mereka yang masih bisa mendaftar, belum pasti juga bisa lulus kembali, karena proses rekruitmennya yang sangat sulit dan banyak hal di luar teknis.
“Menyanyilah,” bisik kawannya dari KPU Ketapang.
“Jangan kawan, tak boleh,” gurau Adelio.
“Memang nya kenapa?”
“Nanti kalau saya menyanyi, maka para anak ayam orang di sini akan lari tunggang langgang,” sahut Adelio sambil tertawa. Karena dia memang tidak bisa menyanyi dan suaranya sungguh sangat jelek.
“Ndak apa-apalah, kawan. Biarkan saja anak-anak ayam orang itu pada berlarian,” blas kawannya sambil tertawa juga.
Keduanya lalu tertawa-tawa sambil menyaksikan orang-orang begitu senang, sebuah pengalaman indah yang menjadi kenangan manis dari bagian hidup selama mereka menjadi anggota KPU. Suatu hal yang mungkin tidak pernah akan terulang lagi dalam hidup mereka ke depannya.
Siangnya mereka makan bersama dan salah satu sajian utama adalah dengan menikmati Kaledo, yaitu sejenis sup kaki sapi yang diolah dengan bumbu-bumbu khas yang membuat kaldu dari Kaledo sangat gurih dan lezat.
Adelio yang sangat menyukai masakan pedas, mencampuri Kaledo nya dengan sambal yang begitu banyak sehingga air kuahnya menjadi merah.
“Banyak sekali cabainya, Bro?” bisik seseorang anggota KPU yang mengaku berasal dari Jawa Timur.
“Kalau tidak banyak cabainya, maka akan terasa kurang nikmatnya,” ujar Adelio.
“Kawan dari Sumatera Barat, kah?” tanya lagi.
“Ndak. Memangnya kenapa, Bro?”
“Soalnya kawan kuat sekali dengan makanan pedas,” tukas kawannya sambil terus mengunyah daging yang melekat di tulang sapinya.
Karena dimasak dalam jangka waktu yang lama, maka dagingnya sangat mudah terlepas dan juga sangat lembut. Sehingga memberikan sensasi yang luar biasa ketika dikunyah sambil menghisap tulangnya. Ditambah lagi meminum kuahnya yang berbumbu lengkap dan pedas.