Adelio dan ketiga kawannya saling pandang. Mereka mencoba menganalisa hubungan mereka berlima selama ini.
“Rasanya sih tidak ada,” jelas Adelio. “Kami berlima hubungannya sangat solid. Apa-apa selalu diputuskan melalui mekanisme pleno. Komunikasi kamipun berjalan baik selama ini.”
“Kalau KPU provinsi, bagaimana?”
“Apa lagi KPU Provinsi. Itu sama sekali tidak mungkin jika dituduhkan KPU provinsi mau diajak kerja sama dalam hal seperti itu. Saya jamin mereka berlima di Provinsi itu berintegritas semuanya.”
“Tapi aneh. Terus terang saya jadi penasaran,” kata salah seorang dari mereka.
“Yang namanya berintegritas itu mudah diucapkan oleh siapa saja. Tetapi di dalam hati siapa yang tahu,” tukasnya menambahkan.
“Ya, betul itu sih,” tambah seorang kawannya. “Semua orang bisa mengklaim dirinya sebagai sangat berintegritas. Tetapi secara dia diam-diam dia bisa bermain.”
“Tetapi saya jamin, untuk kami di kabupaten dan KPU Provinsi kami itu orang-orangnya sangat berintegritas semuanya. Mungkin itu ulah orang yang tidak lulus menjadi anggota KPU kemarin. Sehingga dia berusaha membuat kami berlima ini tidak tenang,” tukas Adelio.
“Kayaknya kawan-kawan KPU sudah mulai mendaftar tuh. Ayo ke sana!” celetuk salah seorang dari para anggota KPU Jawa Timur itu menghentikan diskusi kusir mereka.
“Ayolah kita ke sana juga!” Ajak Adelio dan langsung berjalan yang diikuti oleh kawan-kawannya.
Rombongan dari Jawa Timur itu pun beranjak ke arah tempat pertemuan. Sambil lewat, mereka melihat tas-tas yang di dapat oleh orang yang duluan yang kebetulan sudah mengambil seminar kits, tasnya bagus-bagus semuanya. Kayaknya tas ransel Polo Original.
Bakalan dapat tas bagus kayaknya kali ini, pikir Adelio.
Tetapi para anggota KPU yang telah selesai mengisi daftar hadir dan mengambil seminar kits, pada menggelengkan kepala.
“Ada apa?” tanya Adelio penasaran meleihat gelengan kepala mereka itu.
“Kita belum diberikan tas. Nanti di suruh ambil di hotel Novotel pada jam istirahat.”