Integritas Penyelenggara Pemilu

Yovinus
Chapter #55

55-Pengendara CBR-150 Yang Angkuh

Sekitar lima puluh meter sebelum bengkel, Adelio sudah menghidupkan lampu seinnya mobil yang dikendaraainya sebagai pertanda dia mau berbelok ke kanan yaitu ke arah bengkel.

Mobil sudah di posisi gigi satu, sambil memainkan kopling, gas dan remnya secara bergantian, secara sangat perlahan mobil dimajukan sambil berbelok sedikit demi sedikit. 

Hampir memerlukan waktu 20 menit bagi Adelio untuk bisa berbelok dan masuk ke arah bengkel. Karena jalan ini adalah satu-satunya akses jalan ke arah kabupaten berikutnya, sehingga akibatnya lalu lintas menumpuk di sini jadi sangatlah ramai.

“Apa yang perlu kita bantu, Bapak?” tanya salah satu karyawan bengkelnya setelah Adelio keluar dari dalam mobil.

“Ganti olie, periksa rem depan belakang, juga lampu depan sebelah kiri itu kayaknya beruap. Tolong bersihkan!” tukas Adelio menjelaskan kepada petugas bengkelnya yang sambil mencatatnya satu persatu.

“Baik, Pak. Siapp,” ujar petugasnya itu dan langsung menangani mobil kantor yang di bawa Adelio.

Adelio langsung menanyakan kode Wi-Fi bengkel itu dan segera asyik membuka HPnya, melihat pesan-pesan yang masuk dan membalas yang perlu, serta browsing melihat berita terkini tentang Pemilu di seluruh Indonesia.

Dia juga tidak lupa menghubungi irabelle via pesan WA-nya.

“Di mana?” tanyanya dengan mengirim pesan kepada Irabelle.

“Di kantor. Abang di mana?”

“Lagi service mobil.”

“Oh,” jawab Irabelle singkat. Memang ketika sedang bekerja di kantor, keduanya komunikasinya seperlunya saja dan singkat-singkat.

Setelah sekitar satu jam kemudian, petugasnya mendekati Adelio yang sedang menunggu.

“Apakah tagihannya dimasukan saja ke tagihan kantor seperti biasa, Pak?”

“Ya. Masukan saja. Nanti sekretariat yang akan membayarnya,” kata Adelio sambil beranjak dari tempat duduknya.

“Ini, notanya, Pak!” ujar petugas itu sambil menyerahkan copy nota berwarna merah. Karena copian yang warna putihnya masih disimpan, sebagai tanda tagihan biayanya belum dilunaskan.

“Terima kasih.”

“Sebentar Bapak,” desis petugas itu lagi.” Mobil kantor itu sudah sangat banyak parts-nya yang seharus diservice dan juga sudah harus diganti, Bapak!” tuturnya menjelaskan. “Jangan sampai macet di jalan!”

 

Mobil itu selama ini katanya diservice terus. Uang biaya perawatannya kata bagian keuangan hanya tinggal sedikit.

 

“Jadi, apa saja yang urgen untuk di service dan diganti, Pak?” tanya Adelio kepada petugas bengkel itu ketika sedang memeriksa mobilnya. Memang bengkel itu satu-satunya yang menjadi langganan produk Toyota di kota mereka, sehingga dia sudah sangat paham.

“Mobil inikan sudah lama, Bapak. Jadi kelusakannya sangat banyak lho,” tutur orang bengkel itu dengan logat asli Tionghoanya yang sangat medhok.

“Tidak apa-apa, Pak. Karena saya tidak terlalu paham, Bapak sebutkan saja!” tukas Adelio.

Lihat selengkapnya