Kota Pontianak yang berpenduduk hampir mencapai satu juta jiwa ini, terletak di tengah delta aliran sungai Kapuas. Merupakan kota yang pernah mendapat predikat sebagai kota termacet nomor enam se-Indonesia pada tahun 2018.
Sungai Kapuas yang melalui kota Pontianak ini adalah sungai Kapuas yang ada di Kalimantan Barat dengan panjang 1.143 km, merupakan sungai yang terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas yang di Kalimantan Barat, berbeda dengan yang ada di Kalimantan Tengah.
Menurut legenda Tahtum, leluhur Dayak Dohoi Uut Danum ketika pergi mengayau ke daerah yang sekarang di sebut Kalimantan Tengah, mereka membawa segenggam tanah dan setabung air yang dimasukan ke dalam tabung bambu dan ketika mereka mencapai daerah Kalimantan Tengah sekarang, mereka menamakan tempat itu sesuai daerah asalnya yang sekarang dikenal sebagai Kalimantan Barat. Makanya tidaklah heran jika banyak terdapat nama tempat atau sungai yang sama dengan yang di Kalimantan Barat, seperti sungai Kapuas dan sungai Melawi.
Ibu kota Kalimantan Barat ini tepat dilewati oleh garis khatulistiwa, sehingga cuacanya sangat panas dan bisa mencapai suhu udara maksimum 37.2°C. Makanya ada kecenderungan penduduk yang berdomisili di kota ini berkulit kecoklatan atau bahkan hitam jika tidak pandai merawat diri.
Adelio dan empat orang kawannya sudah resmi menjadi anggota KPU Kabupaten Rotan. Prosesi pelantikan sudah mereka jalani. Mereka pun menerima ucapan selamat dari para komisioner KPU Provinsi dan sekretariatnya.
Kawan-kawan mereka yang hadir juga tidak lupa menyalami mereka. Sesama mereka berlima pun sudah saling menyalami. Semua tersenyum, semua merasa lega setelah melewati proses yang sangat panjang dan melelahkan. Apalagi bagi komisioner yang bukan PNS, menjadi komisioner atau anggota KPU Kabupaten adalah sebuah pekerjaan, meskipun hanya untuk rentang waktu selama lima tahun saja.
Menjadi anggota KPU Kabupaten Rotan ini bukanlah proses yang mudah. Dari 150 orang yang mendaftar, hanya tinggal mereka berlima yang berhasil mencapai lima besar dan dilantik sebagai anggota KPU Kabupaten oleh KPU Provinsi Kalimantan Barat.
Selama seminggu kemudian, seluruh anggota KPU Kabupaten / Kota yang baru itu, mengikuti bimbingan teknis dan perbekalan, untuk mempersiapkan diri mereka dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara Pemilu di tingkat Kabupaten / kota, yang akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia tiga bulan ke depan.
Lalu pada hari ke delapan, dilakukan pemilihan ketua, dan Adelio terpilih dengan perbandingan suara 3:2. Hanya berselisih tipis dengan ketua lama yang juga mencalonkan diri.
***
Setelah mengambil dua potong ikan Baung kesukaannya beserta kuahnya yang pedas, tumis daun pakis merah dan daun katu, serta sambal cabai rawit yang bercampur terasi dan tomat, Adelio lalu memandangi setiap pintu ruangan makan ber-AC di Rumah Makan Remaja itu.
Adelio sengaja mencari ruangan yang Full AC, karena sangat kegerahan dengan cuaca panas di kota khatulistiwa ini. Namun rupanya pelanggan lainnya juga melakukan hal yang sama, karena ruangan ber-AC itu sepertinya semua sudah full, yang diketahui dari tanda lampu yang mati di depan pintunya.
Hanya tinggal satu ruangan yang berada di paling ujung yang lampunya masih menyala, yang artinya masih ada bangku kosongnya. Adelio pun melangkahkan kakinya menuju ke sana.
Begitu dia membuka pintu ruangan dan melongok ke dalam, hampir saja dia mundur kembali karena merasa tidak enak. Ternyata di dalam ruangan itu sudah ada serombongan orang yang sedang makan juga di sana.
“Selamat siang, Pak Ketua. Silakan.” Sapa pak Jarot Winarno ramah ketika melihat Adelio muncul di pintu ruangan.
Darimana dia tahu jika saya ketua KPU kabupaten Rotan. Cepat juga informasinya menyebar.