Integritas Penyelenggara Pemilu

Yovinus
Chapter #22

22-Aplikasi Radio Digital

Tampak bendahara berhitung sebentar dengan memainkan program kalkulator di ponselnya dan juga sepertinya sambil mengingat-ingat. Mereka yang hadir pun menunggu dengan diam seribu bahasa dan dengan perasaan deg-degan, karena jika ada satu saja logistik tidak bisa diantar maka akibatnya sangat fatal. Bisa-bisa semua mereka dipecat sebagai penyelenggara Pemilu, karena tidak melaksanakan tugas dengan benar dan sesuai jadwal.

Setelah beberapa saat berlalu, “satu orang bisa dapat 200 ribu!” desisnya setelah mencoba mengingat dan berhitung dengan ponselnya dan juga di luar kepala.

“Bagaimana Andra dan Dilan?” tanya Adelio kepada kedua orang staff sekretariat itu. “Apakah bisa kalian berangkat dengan jumlah segitu untuk tambahan uang yang biasa kalian terima itu?”

“Kita tetap siap, Pak. Meskipun sebenarnya tidak ada tambahan,” sahut mereka berdua bergantian. “Tetapi kalau diberi uang tambahan, maka kita akan lebih siap lagi!” tegas keduanya hampir serentak dan wajah suminggrah.

“Nah, sepertinya persoalannya selesai, yak kan?” tukas adelio. “Atau apakah masih ada lagi yang mau dibicarakan?” tanya Adelio lagi. Dia memandang ke seantero yang hadir. Tetapi mereka semua pada diam saja.

 

Sepertinya sudah pada mau cepat pulang.

 

“Okay,” ukas Adelio. “Karena kita sekarang memang sangat sibuk dan juga beberapa nanti malam ada yang lembur lagi, maka sekarang mari kita bubar dan silakan beristirahat,” saran Adelio.

“Oh, ya, pak Bendahara. Nanti ke hotel, kamu kasi uang saku ke pada ketua PPK kecamatan Kari Jaya itu dan bayar biaya hotelnya, ya!” tukas Adelio lagi.

“Siap, Pak!” sahut bendaharanya. “Oh, ya. Kalau seandainya dia tanya masalah pengantaran logistik yang tidak jadi kita suruh dia itu, bagaimana Pak?”

“Jangan khawatir. Nanti saya yang akan telpon dia.”

“Baiklah kalau begitu, Pak. Siap!” tukas bendahara mereka.

Terdengar sekali seperti ada nada kecewa dari ketua PPK itu setelah Adelio menelpon dia, memberitahu jika logistik itu yang mengantarnya dari sekretariat KPU saja, karena dana tidak ada.

Adelio pernah mendengar desas-desus jika ada seseorang di internal KPU ini yang selalu mengatur orang-orang di luar, khususnya anggota PPK agar meminta uang besar jika mengurus sesuatu yang berkaitan dengan uang di KPU, nanti setelah berhasil maka hasilnya mereka bagi.

Tetapi Adelio positif thinking sajalah menghadapi issue yang belum ada kepastian kebenarannya seperti itu, karena namanya juga issue. Bisa saja hal itu hanyalah sekedar fitnah belaka yang sengaja dihembuskan untuk mengadu domba orang-orang yang ada di internal KPU, yang mereka tidak tahu tujuannya untuk apa. Karena selama ini toh tidak pernah terbukti secara hukum.

 

Lihat selengkapnya