Integritas Penyelenggara Pemilu

Yovinus
Chapter #23

23-Terluka Sewaktu Menuruni Jalan Licin

Mereka berhenti, lalu Andra membuka kotak yang di bawa dimotornya. Dia mengeluarkan sebuah tali tambang dengan diameter sekitar sebesar induk jari kaki yang panjangnya sekitar dua puluh meter.

Lalu satu ujungnya di ikat ke bagian tengah stang motor dan bagian yang lainnya di gulung tiga kali di batang pohon pohon yang besar-besar di kiri kanan jalan itu dengan ujung tetap dibiarkan bebas dan mereka pegang.

Lalu dua orang dari mereka mendorong sepeda motor dari bawah dan dua orang lagi menarik motor dari arah atas. Begitu motor maju, maka gulungan tali itu di tarik sehingga motor tidak melorot turun.

Begitulah beberapa kali mereka lakukan dengan berpindah batang pohon sampai semua motor itu bisa naik ke bagian jalan yang paling tinggi. Mereka kelelahan dan ternyata tidak terasa hari pun sudah sore.

Sesuai pengalaman Andra dan Dilan sebelumnya, diatas bukit itu sinyal lumayan bagus. Merekapun segera menghubungi PPS di sana untuk menjemput logistik yang mereka bawa.

Lalu mereka turun secara perlahan dan bergiliran ke bagian bukit sebelahnya sampai mereka bertemu jalan yang banjir. Jalan itu mustahil untuk dilalui, karena dalamnya berkisar rata-rata satu meter. Karena jalan ini berada di daerah rawa di pinggiran sungai.

Mereka berhenti di situ, Dilan membuka kotak logistik Pemilu yang dibawanya. Lalu Andra juga membuka ‘kotak logistik’ yang di ikat di motornya. Diletakannya di tanah dan dibukanya. Ternyata isinya selain tali tambang tadi, adalah empat buah Pop Mie rasa Ayam Goreng. Lalu dua buah termos stain less still yang tahan banting yang berisi air panas.

“Nah ini logistik kita,” jelas Andra lalu dia membuka ke empat buah pop mie itu, memasukan air panas ke dalamnya dan menutupnya lagi dengan tutup plastiknya.

“Ku pikir tadi logistik benaran,” ujar anggota Bawaslu itu dan perutnya langsung berbunyi kelaparan. Merekapun saling pandang dan lalu tertawa terbahak-bahak bersama.

Setelah kurang lebih sepuluh menit, sepertinya Pop Mienya sudah masak. Tetapi baru saja mereka mau memakannya, terlihat sebuah perahu dengan mesin temple 15 HP datang mendekat.

“Selamat datang di Kalimantan pedalaman, kawan-kawan,” teriak rombongan anggota PPS yang menjemput logistik pemilu itu sambil tertawa. “Eh, jangan makan dulu. Ini ada juga logistik lainnya,” seru mereka ketika perahu sudah merapat. Mereka langsung menyalami ke empat orang anggota rombongan itu.

Mereka rupanya sudah membawa nasi, gorengan ikan asin, rebusan daun ubi dan rebusan telur ayam. “Wah, langsung dicampur saja!” ujar anggota polisi itu tersenyum.

“Silakan makan. Kami tahu kalian pasti lapar, maka tadi kami bawa dari rumah,” sahut mereka.

“Maaf, kawan-kawan. Kita lakukan serah terima logistic Pemilu dulu,” tukas Dilan. “Nanti baru kita makan kawan-kawan.”

Lihat selengkapnya