Acara bimbingan teknis tentang pemungutan dan penghitungan suara telah usai. Tetapi Adelio sangat khawatir, karena yang datang hanya perwakilan dari setiap KPPS yang berada di kecamatan Tamenung saja. Alasan sekretariat PPK Tamenung, karena alokasi dana tidak cukup untuk menghandel kegiatan ini.
Para pesertanya berangkat dari kampung-kampung harus mencarter speed boat, karena di musim penghujan seperti ini mereka tidak bisa mengendarai sepeda motor sebab jalannya becek dan licin serta dibeberapa bagian terendam banjir.
Padahal carter speed boat itu mahal, sementara dana yang disediakan di DIPA KPU itu sangatlah kecil. Jadi mereka menyiasatinya dengan mengundang perwakilan KPPS saja, kemudian nantinya perwakilan inilah yang diharapkan akan memberikan on the poject training kepada anggota KPPS masing-masing TPS.
Setelah mengemasi barang-barangnya, Adelio berbasa basi dengan anggota PPK dan sekretariatnya.
“Saya harap bantuan kalian untuk ikut memberikan Bimbingan Teknis perihal tungsura kepada KPPS terdekat, ya!” pesan Adelio ketika Markus ketua PPK Tamenung menghampiri mereka. “Kalian dampingi langsung anggota KPPS-nya yang memberikan bimbingan teknis kepada kawan-kawannya.”
“Siap, Pak. Pokoknya yang terdekat disini akan kita damping,” sahut ketua PPK-nya meyakinkan Adelio. “Bahkan jika memungkinkan, beberapa dari kami akan ke daerah yang lebih jauh dan dianggap sangat rawan."
“Masalahnya, terus terang saja saya sangat khawatir,” tukas Adelio. “Jangankan hanya satu orang perwakilannya saja. Seandainya semua hadir di sini pun belum pasti penjelasan saya bisa terserap semuanya.”
“Betul Pak,” ujar ketua PPK itu membenarkan pendapat Adelio.
“Karena katanya menurut teori, kemampuan seseorang dalam menyerap pengajaran lisan itu paling banyak juga 30%. Lalu yang dia sampaikan paling tinggi juga 25%. Lalu kawan-kawannya menyerapnya lagi, yah paling tinggi juga 30% dari yang disampaikannya itu,” papar Adelio panjang lebar.
“Jangan khawatir, Pak Ketua. Kan ada buku panduannya. Mereka bisa membacanya,” sahut Markus menghibur Adelio.
“Betul, tapi tidak semua orang mudah memahami hal teknis seperti itu. Karena budaya membaca di Indonesia ini salah satu yang terendah di dunia, apalagi bagi mereka yang berada di daerah pedalaman. Jadi harus kalian dampingi mereka dengan ketat, ya. Sebisa yang kalian mampu lakukan.”
“Siap, Pak.”
“Oh ya, siapa tadi yang mau berangkat ke kota Rotan besok?”
“Saya Pak,” ujar Markus, ketua PPK Tamenung itu.
“Apakah kamu berangkat pagi-pagi?”
“Tergantung cuaca, Pak Ketua. Hari ini sih memang panas. Kalau malam ini juga tidak hujan maka bisa berangkat pagi-pagi,” tukasnya.
“Ooh, begkitu. Tapi saya dan Irabelle bisa ikutkan?” tanya Adelio lagi meyakinkan.
“Boleh, Pak. Gratis untuk Bapak. Hanya saja tempat duduknya sempit. Karena itu adalah truk.”
“Kalau saya sih tidak apa-apa. Entah bagaimana dengan Nona ini?” seru Adelio sambil melirik Irabelle.
“Iiih Bapak, masak saya mau ditinggalkan disini. Itukan namanya tidak bertanggung jawab dengan anak orang,” ujar Irabelle pura-pura cemberut.
“Atau begini saja, kita kan tidak tahu kondisi cuaca malam ini,” Kata Adelio. “Kalau malam ini tidak hujan, saya dan Irabelle besok pagi ke Rotan ikut trukmu sampai ke tempat sepeda motor kami ditinggalkan. Tapi itu artinya kita harus melewati jalan pintas untuk mengambil motor kami.”
“Baik, Pak. Begitu juga boleh.
“Tapi kalau nanti malam hujan, maka kami dua akan naik speed boat ke Rotan. Masalah motor nantilah diambil oleh sekretriat jika kebetulan mereka ada tugas ke sini.”
“Sip, Pak.”
“Okay, gitu saja ya. Kami mau ke penginapan dulu,” tukas Adelio.
“Baik Pak,” kata mereka serentak.
Adelio berjalan beriringan dengan Irabelle menuju ke penginapan Haji Lumbung tempat keduanya menginap tadi malam. Itu adalah penginapan satu-satunya yang berada di daratan. Selain penginapan itu, semua yang lainnnya merupakan penginapan terapung di sungai, karena transportasi utama di daerah ini masih mengandalkan jalur sungai.
Tanpa sepengetahuan Adelio dan Irabelle, Markus dan para anggota PPK itu memandang keduanya yang sedang berjalan beriringan dari arah belakang.
Sepertinya keduanya cocok dan serasi.
***