Riana bisa tersenyum dengan sumringah, dia baru saja mendapatkan kabar gembira. Dia telah diterima menjadi seorang guru. Guru TK yang telah lama menjadi impiannya. Dia segera mengurus semua surat-surat pengunduran dirinya.
Riana menghampiri Vina yang sedang duduk bersama Reno di gudang. Dia menyerahkan sebuah buku lampiran tentang retur barang dan pesan barang. Dia tidak tertarik dengan Reno lagi. Baginya masih ada orang lain yang bisa membuat dunianya berhenti.
Raja.
Satu nama itu, yang mampu membuatnya mengenal arti dari sebuah harapan. Dia tidak pernah percaya dengan orang, apalagi yang bernama lelaki. Cukup sakit saat merasakannya.
Dia yang menemani lelaki itu, bahkan mensupport dia untuk terus maju dan sekarang telah menjadi seorang abdi negara. Tetapi saat dia mendapatkan pangkat untuk pertama kalinya, Riana didepak dari kehidupannya. Dari kehidupan sang mantan kekasih yang tidak tahu diri itu. Dan dia telah menjalin kisah cinta dengan seorang anak perwira Polri. Rasanya Riana ingin tertawa saja.
Buanglah sampah pada tempatnya, dan buanglah kisah mantan pada tempat sampah.
"Ini yang kemarin Mbak, minta. Aku hari ini terakhir, jadi semuanya aku serahin ke Mbak." Vina mengangguk dan memeluk Riana.
Vina sangat senang punya teman yang baik di tempat ini. Dia bahkan sudah menganggap Riana, Adiknya sendiri. Dia mengajak Riana pindah ke tempat duduk buku anak, dia ingin bercerita banyak dengan Riana sebelum dia pergi.