Setiap manusia pasti pernah merasakan jatuh cinta. Jika merasakan jatuh cinta adalah hal yang paling manis. Bisa tersenyum sendiri saat mengingat wajahnya, bahkan bisa berbicara sendiri saat melihat fotonya.
Riana memandang foto Raja yang pernah dia kirimkan padanya beberapa waktu lalu, sebelum dia tidak ada kabar seperti saat ini. Riana menghela napas berat, dia merasakan rasa rindu pada Raja.
"Jadi keinget lagu galau. Mau bilang sayang tapi bukan pacar." Riana mengacak rambutnya frustasi.
"Raja ... kangen." Lirihnya kembali, dia menangkup kedua pipinya dengan tangannya sendiri dan berkaca, "kok gue jadi kayak orang gila."
Riana tertawa sendiri, rasanya lucu sekali. Merasakan jatuh cinta disaat umurnya sudah 25 tahun? Astaga, kenapa berasa seperti anak umur 16 sih. Kembali dia mengacak rambutnya frustasi. Nggak selamanya dia bisa bersikap dewasa, sekarang dia merasa seperti muridnya yang berusia 5 tahun.
***
Riana menghela napas berat, dia harus mencari ijin ke Kodam untuk mengijinkan murid-muridnya mengenal lebih jauh tentang sosok seorang tentara. Andaikan Raja itu seorang tentara, dia pasti akan mencoba merengek padanya untuk meminta ijin. Kalau mereka berdua pacaran, kan sekarang masih abu-abu. Riana jatuh cinta sama Raja, tapi Raja menghilang. Kenapa harus ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.
Dia keluar dari kantor untuk kembali ke kelasnya, tersenyum bersama para muridnya yang lucu dan menggemaskan. Dia bisa bertahan dengan segala kegundahan hatinya, hanya karena senyuman para muridnya tulus dan ikhlas. Riana rasanya ingin mempunyai senyuman seperti mereka.
Riana mengantarkan Fika dan beberapa muridnya untuk menunggu jemputan dari orangtua mereka. Riana selalu berharap, jika yang menjemput Fika adalah Raja untuk saat ini. Namun sayang sekali, Raja juga tidak ada di rumah kata Fika.
"Fika!" Sebuah panggilan berat ikut membuatnya menoleh.
Seorang lelaki berperawakan tinggi tegap, memakai seragam doreng sedang berdiri lima meter dari tempatnya berdiri bersama Fika. Lelaki itu melambaikan tangannya ke arah Fika, dan membuat gadis kecil itu berlari menyongsong ke dalam pelukan lelaki itu. Dia Revan, Riana membaca nama di seragamnya.