Princess Fika
Seorang gadis kecil dengan pakaian ala princess berwarna merah jambu itu berlari menuju seorang lelaki berpakaian doreng.
"Papa!" Gadis itu melompat ke dalam pelukan lelaki yang dia panggil Papa.
Revan Adinata, seorang Angkatan Darat berpangkat Mayor itu, memeluk erat anak semata wayangnya.
"Fika lindu sama Papa, kenapa Papa halus lama sih tugasnya sama Om?" Revan hanya terkekeh, mendengar serentetan kalimat kerinduan khas bocah lugu.
Revan benar-benar merasa sedih. Dia tidak selalu ada untuk putri semata wayangnya itu. Tidak selalu menemani tumbuh kembangnya. Rasanya dia sedih, setiap kali harus berangkat bertugas menjaga Ibu Pertiwi ini, dan meninggalkan gadis kecilnya bersama kedua orangtuanya yang sudah pensiun di rumah.
Tepukan berat dia dapat dari seorang lelaki di belakangnya. Tidak perlu menengok kebelakang, cukup tahu siapa pelakunya. Dia Rajasthan Adinata, adik kandungnya yang juga mengikuti jejaknya menjadi seorang Tentara.
"Om Kaptennya Fika!" Teriakkan melengking nan cempreng dari anak perempuannya.
Tawa Raja ikut berdengung di telinga Revan. Kurang ajar sekali adiknya itu, mengikuti suara lengkingan nan cempreng dari putrinya. Apa kabar nanti telinganya ini.
"Yuk princessnya Om, mau gendong sama Om apa Papa?" Fika melihat kearah Revan yang selalu dia rindukan, tetapi dia juga rindu sama Raja.
"Om aja, nanti di lumah, Fika mau tidul sama Papa"
Raja bersorak bergembira, pasalnya tadi sebelum mereka tiba. Keduanya telah bertaruh. Siapa yang tidak menggendong Fika saat pulang, dia yang akan memasak makan malam.
Dan Raja pemenangnya. Sambil mendendangkan lagu Queen-we are the champion, dia mengambil alih gendongan Fika dari Revan.