INVEST PEJUANG KANKER

Nurusifah Fauziah
Chapter #2

Akhir Tahun

Desember 2015

Keluarga kecil itu tiba di penghujung tahun. Seluruh keluarga tentu menyambutnya dengan riang. Melihat anak-anaknya tumbuh menjadi remaja yang menggemaskan tentu saja membuat ibu dari 4 anak ini terus merasa bersyukur setiap hari.

Di malam hari sebelum pergantian tahun tiba, keluarga ini telah memutuskan untuk membuat barbecue ala-ala di halaman balkon. Dengan perasaan riang, seluruh anggota keluarga mulai bersiap menyiapkan acara bakar-bakar itu. Kiki selaku anak pertama di keluarga yang kini berada di usia 20 tahun. Memiliki jiwa santai yang gemar akan game. Ia terduduk asyik dengan ponsel genggamnya di kursi rotan. Berbeda dengan Kiki, Eby sang adik yang hanya berjarak 1 tahun dari kakaknya itu memiliki kepribadian yang humoris. Ia terlihat tengah menggoda kedua adik cantiknya itu. Kemudian Lisa yang kini baru duduk di bangku SMA tengah asyik menyiapkan alat bakar, namun sesekali melihat ke kaca kecil berbentuk persegi dengan sampul glitter untuk memeriksa kulit wajahnya. Dan yang terakhir, si anak bontot Rieke. Rieke lah yang paling manja dengan ibunya itu. Seakan tak mau lepas dari ibunya, Rieke terus melekat erat di dekatnya ketika Kakaknya, Eby semakin jadi meledeknya.

Pukul 8 malam. Bara api mulai menyala. Asap kian membumbung sedikit demi sedikit. Ayah mereka, Pak Umar masih asyik dengan mengipas-ngipas beberapa tusukan sate yang sudah terisi daging. Gak hanya daging sih, ada bakso, sosis juga ada.

"Kurang satu nih mah," kata Eby tiba-tiba terdengar.

"Kurang apa, By?" jawab Ibunya dengan halus.

"Jagung mah. Wah pasti makin enak nih kalau ada jagungnya,"

"Oh iya ya, kenapa gak kepikiran beli jagung? Lantas bagaimana ini?" sahut Ibu Kirana.

"Sudah makan saja yang ada," sahut Kiki dengan mata dan jari yang masih terpaku pada ponselnya.

"Yah, yah, yaaaahhh!! Tuh kan jatuh ke arang. Papah gimana sih," celetuk bontot mencubit kecil papanya itu.

"Iya maaf ini lepas dari tusukannya nih kayaknya. Lisa, yang cakep dong bikinnya," gerutu Bapak Umar kepada anak ketiganya itu.

"Lisa sudah cakep, Pah jadi jangan khawatir," jawab Lisa sembari tersenyum manja.

Seluruh keluarga tertawa mendengar pertarungan Lisa dan papahnya itu. Tiba-tiba saja teriihat cahaya ponsel menyorot mereka. Rupanya Eby tengah mengambil video untuk mengabadikan momen malam menyenangkan itu.

"Mah, senyum dong,"

"Nanti dulu By, mamah lagi bumbuin dagingnya nih,"

Namun Eby justru menghampiri ibunya itu dan mendekapnya erat. Hal itu pun disambut oleh Ibu Kirana. Mereka tertawa lebar menghadap kamera ponsel itu.

Beberapa waktu kemudian, seluruh bahan sudah selesai dibakar. Kini, saatnya untuk acara utama. Masih di atas balkon rumah, mereka berkumpul di sofa. Eby masih sibuk dengan rekaman videonya itu.

Sembari memakan sate-sate yang lezat itu, Pak Umar selaku kepala keluarga mulai membuka suara.

Lihat selengkapnya