Invisible Love

Natsume Risa
Chapter #6

Insiden di Klub Basket

Masih pukul 8 pagi, masih ada waktu 50 menit lagi sampai pelajaran pertama dimulai. Tidak ada seorang pun di kelas 1-B. Nao menaruh tas di mejanya. Kemudian ia melihat tas Hibiki yang sudah tergantung di meja depannya. Apa latihan klub basket seserius itu sampai datang sepagi ini? pikir Nao. Akhirnya Nao memutuskan untuk pergi ke lapangan basket. Mungkin ia juga bisa sekalian mendapatkan suatu informasi menarik untuk tugas klub jurnalis, berhubung ada Hibiki di sana.

Ketika sampai di lapangan, tampak 10 pemain –yang terdiri dari 2 tim- sedang berlatih tanding. 2 murid laki-laki duduk di bangku cadangan, sementara 3 manajer perempuan –termasuk Hibiki dan Yukimura- berada di masing-masing sudut lapangan yang berbeda.

“Inoue, jangan terlalu banyak menggunakan kaki kiri! Gerakanmu bisa terbaca, lawan bisa menerobos pertahananmu dengan mudah”

“Hei, Hamura, jangan lengah!”

Mereka semua berseru dengan opini dan masukan, berusaha membaca alur pertandingan serta kelemahan para pemain di lapangan. Baru kali ini Nao melihat suasana latihan dari klub basket SMA Taitou. Walaupun saat SMP ia pun pernah menjadi manajer dari klub basket, tetapi permainan basket di SMA levelnya memang lebih tinggi. Gerakan tangan dan kaki mereka jauh lebih cepat dan lincah. Dengan semua celah yang terbaca oleh pemain lainnya maupun dari berbagai sisi lapangan, mereka dituntut untuk bermain lebih baik. Saling memperbaiki dan menutupi kelemahan dengan kerjasama tim.

Menurut informasi, tim basket perwakilan dari setiap kelas akan beradu tanding dalam festival olahraga nanti. Lalu, tim terkuat yang berhasil sampai ke final akan melawan tim dari klub basket ini. Walaupun lawannya nanti hanya perwakilan murid biasa –yang sudah pasti permainannya tidak sebaik mereka yang yang berada di klub basket- tetapi rupanya mereka tidak main-main. Tanpa memandang ataupun meremehkan siapa yang akan menjadi lawan mereka di festival olahraga, klub ini tetap berlatih sebaik mungkin. Terkadang pertadingan memang bukan tentang siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling beruntung.

“Hi-chan”, panggil Nao dari belakang sosok Hibiki.

“Nao, kau sudah datang sepagi ini?”

“Iya, sepertinya aku datang terlalu pagi. Lalu aku kemari, sekalian melakukan observasi klub jurnalis tentang persiapan klub basket menjelang festival olahraga 2 minggu lagi”

Hibiki senang sekali akhirnya sahabatnya itu mengunjunginya di klub. Namun sayang, ia masih harus bertugas untuk mengamati seluruh pemain di lapangan. Hibiki menyadari Yukimura yang berdiri dekat bangku cadangan sudah sejak tadi menatap mereka dengan tajam.

“Aku akan bicara lagi padamu setelah latihan ini selesai. Kau bisa duduk di sana sambil mengamati.” Hibiki menunjuk ke arah bangku cadangan yang kosong. Di sampingnya ada Riku dan seorang anggota lainnya yang sedang duduk beristirahat. Oh iya, dia anggota klub basket, ya… Sudah pasti dia ada di sini juga, pikir Nao.

“Baiklah.”

Nao berjalan menuju bangku cadangan melewati Yukimura. Tiba-tiba Nao jatuh tersungkur ke depan, membuat mereka yang duduk di bangku cadangan ikut terkejut. Bersyukur kedua tangan Nao mampu menahan berat tubuhnya. Ia terjatuh dengan posisi terduduk. Namun, lututnya terasa perih karena terseret permukaan lapangan yang kasar.

“Kau tidak apa-apa?” tanya seorang anggota klub basket yang duduk di bangku cadangan. Walaupun begitu, ia tidak berinisiatif membantu Nao. Hanya terjatuh, lagipula orang dewasa bisa bangun dengan sendirinya.

Dengan sebagian rambut yang menutupi wajahnya, Nao menatap Yukimura dengan tajam. Tidak mungkin dirinya jatuh tanpa alasan, ia merasa kakinya tadi tersandung sesuatu, mungkin kaki Yukimura.

“Oops, ada tamu tak diundang lagi rupanya… Hari ini banyak sekali lalat yang datang”, sahut Yukimura dengan nada sinis. Ia menunjuk seseorang di sisi lain lapangan dengan dagunya.

“Takahashi-senpai?” gumam Nao. Ia melihat Ryusei di seberang sana sedang serius memotret para pemain di lapangan. Riku sekilas melirik Nao yang masih belum bangun dari posisi jatuhnya sejak tadi. Ia merasa ada yang aneh dengan cara Nao terjatuh.

CRASH

Nanamiya berhasil menghempaskan bola dan menggagalkan dunk dari pemain lain di dekat ring.

“Bagus sekali, Nanamiya!” seru pemain lainnya. Namun, bola basket yang tadi dihempaskan Nanamiya memantul tidak berarah. Salah satu pemain yang berada di lapangan tidak berhasil menangkapnya. Bola itu memantul ke arah bangku cadangan, tepat di posisi Nao terjatuh tadi.

“Awas, bahaya!” seru pemain lain.

“Nao!” Hibiki segera berlari ke arah Nao. Namun, sepertinya kecepatan bola basket itu lebih cepat dari langkahnya.

Lihat selengkapnya