Blurb
Ipah bersikeras menolak sekolah. Menolak diajak budhenya tinggal bersamanya di Solo dan disekolahkan disana. Keadaan ekonomi keluarganya memang sekarang sulit, tapi bukan karena biaya ia memutuskan tidak mau sekolah. Ia lelah jadi anak bodoh di sekolah. Dua kali tidak naik kelas, mana ada yang percaya dirinya pintar. Ipah yakin sekali dirinya pintar. Buktinya sejak umur lima, dia sudah bisa cari uang. Ia lebih pintar cari uang dibanding kakaknya yang lulusan SMA. Jadi untuk apa sekolah? Sekolah malah membuat dirinya dianggap bodoh.